Mohon tunggu...
NL Sartika
NL Sartika Mohon Tunggu... profesional -

jurnalis independen

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Haruskah Flo Dipenjara?

1 September 2014   23:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meminta dan menyetujui Florence Sihombing (Flo) dipenjara itu bukan masalah primordialisme, bukan karena egosentris, propinsialisme, arogansi, atau intoleran. Flo (26),mahasiswi  asal Medan, Sumatera Utara yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Pasca sarjana Kenotariatan di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut telah menistakan kota DIY dan seisinya.

"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mautinggal Jogja,Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogjatulis Florence di akun Path (aplikasi jejaring social pada telepon pintar) miliknya.

Flo menyebut Kota Yogya, yang berarti penistaan tersebut ditujukan kepada Kota Yogyakarta dan seisinya. Flo bukan hanya menistakan Yogya dalam arti tempat, atau pemerintahan karena di dalam Kota Yogyakarta juga terdapat warga Yogyakarta, baik itu warga yang lahir dan besar di tempat itu, warga yang sekedar lahir di tempat itu,warga yang besar di tempat itu, maupun warga pendatang yang tinggal diYogyakarta. Wajar, jika seluruh atau sebagian warga Yogyakarta merasa ikut disebut miskin, tolol dan tak berbudaya. Wajar jika kemudian mereka sakit hati dan marah.

Mungkin, niat Flo sebenarnya hanya sekedar curhat kepada teman-temannya yang terhubung di akun path nya. Flo ingin berbagi rasa tidak nyamannya terhadap Kota yang saat ini menjadi tempat tinggalnya, tempat ia menimba ilmu. Flo, bisa jadi berpikiran bahwa karena penggunaan Path sebetulnya ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri untuk pengguna berbagidengan keluarga dan teman-teman terdekat( Fowler, Geoffrey A, 11 Maret 2011. "Path Gets “FriendRank” and a Revenue Stream"The WallStreet Journal, dalam Wikipedia). Hanya saja, Flo mungkin lupa bahwa di antara teman-teman di dalam Path nya tersebut terdapat warga Yogya, atau ada teman yang tidak menyukainya.

Publik yang tidak terhubung dengan akun Path milik Flo tidak akan mengetahui pesan Flo, jika tidak ada teman Path nya yang membagikan pesan tersebut. Tapi, benarkah Flo berniat sekedar curhat? Flo, di dalam pesan Path nya tersebut juga memprovokasi warga Jakarta dan Bandung agat tidak ke Yogya. Tindakan Flo ini semacam tindakan boikot juga. Flo sepertinya tidak sekedar ingin curhat, namun juga berusaha mempengaruhi publik, karena Flo memberikan ijin kepada teman Path nya yang ingin membagi-bagikan pesan Flo tersebut.

Flo,bahkan kemudian melanjutkan caci-makinya setelah ada teman Path nya yang bertanya lebih jauh.

“Orang Jogja Bangsat. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan…Diskriminasi…Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh.KZL,” jawab Florence.


Isi curhat Flo yang kedua tersebut justru lebih jelas menunjuk “Orang Jogja”, bukan tempat atau pemerintahan. Berdasarkan isi curhatan yang ke dua ini, wajar jika “Orang Jogja”meradang karena disebut bangsat, yang di dalam glosarium diartikan sebagai orang jahat, kepinding, atau kutu busuk.

Flo, melalui pesan path nya tersebut, berdasarkan paparan di atas ia jelas bermaksud menistakan warga Yogyakarta. Flo dengan jelas menyebut “Orang Yogya”, sehingga penistaannya bukan ditujukan kepada Yogyakarta dalam arti tempat atau pun pemerintahan. Flo bukan sekedar berniat curhat, namun juga melakukan provokasi dan tindakan boikot karena ia mengijinkan teman path nya mempublikasikan pesan Path nya tersebut. Tujuan Flo mengumpat di Path nya juga bukan untuk berpendapat atau mengkritik. Flo menghujat, mengumpat, dan menistakan warga Yogya sebagai “bangsat” yaitu orang jahat yang dapat dikonotasikan dengan kepinding dan kutu busuk.

Warga Yogya pantas marah, meradang, emosi, merasa terhina dan sakit hati karena tidak semua orang Yogya pernah merugikan ataupun menyakiti Flo. Bahkan, penistaan Flo terhadap warga Yogya ini dilakukan karena dia kesal terhadap petugas SPBU. Flo, mungkin merasa malu ketika itu karena selain ia merasa disepelekan oleh petugas SPBU,ia juga mungkin merasa malu oleh teguran TNI dan sorakan pengantri BBM di SPBU Lempuyangan waktu itu (Pengantri belum tentu terdiri dari warga Yogya secara keseluruhan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun