***
Malam ini kuputuskan untuk menemuimu seusai kerja. Aku tak sabar ingin bertemu denganmu. Ingin kusampaikan hal yang sudah kupendam bertahun-tahun. Ingin kusampaikan perasaan yang sudah lama mengendap dalam hatiku. Aku ingin kau tahu bahwa selama ini aku sangat mencintaimu. Kulangkahkan kakiku mendekatka ke sosokmu. Kau duduk sendirian, diam dalam malam yang sunyi. Matamu masih tetap sayu, wajahmu masih pucat tak bersinar. Kuberanikan diriku duduk di sampingmu dan menyodorkan kotak berwarna merah muda kepadamu. Pelan jari-jemarimu membuka kotak tersebut.
"Ini cincin apa?" tanyamu kepadaku. Baru kali ini kudengar kau mengeluarkan suara setelah sekian lama kau membisu.
"Sebelumnya maaf kalau ini mengejutkanmu, aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat menyayangimu. Sejak kita masih SMA sampai sekarang aku sangat mencintaimu. Aku rela menahan rindu bertahun-tahun setelah berpisah denganmu."
"Lalu, maksdunya? Cincin ini..."
"Mus, maukah kamu menikah denganku? Aku berjanji akan selalu di sampingmu sampai kapan pun."
"Tapi, aku tidak bisa. Aku belum bisa melupakan suamiku. Maafkan aku." jawabmu singkat.
"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Aku paham situasimu sekarang," sambungku.
Aku tahu bahwa hatimu bukanlah milikku. Engkau Mustika, perempuan yang selalu menjadi kenangan terindah sepanjang hidupku. Meski hatiku telah hancur, aku tidak pernah menganggapmu telah mengkhianatiku. Engkau tetaplah perempuan baik hati berhati bidadari. Aku tidak akan memaksamu untuk bersamaku, aku akan mencoba memahami jalan takdir kita. Aku akan tetap menunggumu meski hatimu tak bisa kugenggam erat. Aku akan tetap datang setiap hari untukmu. Tidak peduli bahwa kenyataan tidak merestuiku untuk hidup bersamamu.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI