Mohon tunggu...
Nurul Hikmah Giawa
Nurul Hikmah Giawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Education Student

Newbie writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia dan Mimpiku

1 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:17 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Betul. Ini ruang A5. Papan nomornya jatuh 2 hari yang lalu dan masih belum diperbaiki." Jelasnya.

"Ohh I see. Itu artinya kita di ruangan yang sama?" Tanyaku lagi dan lagi.

"Sepertinya begitu. Silakan masuk." Ucapnya sembari menuntunku masuk ke ruangan tersebut.

Ini bukan mimpi! Dia yang selama ini ku cari telah ada tepat di hadapanku. Aku tidak menyangka bahwa takdir mempertemukan kami kembali.

Setelah pertemuan kami hari itu, aku dan dia menjadi teman baik. Bukan dia tapi Zhiya. Namanya adalah Zhiya. Nama indah yang sangat sesuai dengan pemiliknya.

Aku tidak kaget lagi mengetahui bahwa Zhiya anak yang sangat rajin belajar. Namun, aku terus bertanya-tanya kenapa dia ingin menyerah pada mimpinya.

1 minggu sebelum ujian akhir di kursus, aku dan Zhiya sedang berbincang mengenai hal-hal yang menarik. Di tengah percakapan, aku berkata

"Zhiya, aku ingin beritahu sesuatu." Kataku ingin memberitahunya sesuatu yang ku harap bisa menjadi motivasi untuknya.

"Ada apa?" Balasnya dengan nada bertanya.

"Alhamdulillah, aku diterima di salah satu universitas di Jepang. Doain semoga prosesnya lancar ya." Jelasku padanya. Sebenarnya aku tidak ingin memberitahukan hal ini padanya karena khawatir dia akan merasa sedih jika mengingat mimpinya yang harus dilepaskan seperti yang tertulis pada secarik kertas kecil. Namun, aku meyakinkan diri untuk memberitahukan ini supaya dia bisa termotivasi dan menjadi semangat lagi untuk meraih mimpinya sama sepertiku.

"Wah. Selamat ya! Semoga prosesnya lancar." Balasnya dengan senyuman lebar. Namun, aku melihat ada rasa sedih di matanya seperti yang sudah ku duga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun