Mohon tunggu...
Nurul Hikmah Giawa
Nurul Hikmah Giawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Education Student

Newbie writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia dan Mimpiku

1 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:17 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama lagi aku dan teman-teman kelas 12 akan memulai fase baru dalam hidup kami. Ada yang berencana untuk mencari pekerjaan, melanjutkan perusahaan keluarga, dan ada juga yang ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Salah satunya adalah aku.

2 minggu yang lalu, aku mendapatkan pesan bahwa beberapa universitas ternama di dunia menerimaku menjadi mahasiswa baru mereka. Aku merasa sangat bersyukur dan senang terlebih lagi salah satu universitas yang menerimaku terletak di negeri impian kami. Ia! Mimpiku dan Dia. Negeri Jepang.

Aku sudah mempersiapkan banyak hal untuk ini. Untuk persiapan lebih matang lagi, aku mendaftar pada sebuah kursus bahasa yang cukup terkenal di kotaku. Berharap bahwa ketika aku telah sampai di negeri impian, aku bisa berkomunikasi dengan baik.

Saat ini aku berada di dekat ruangan kelas yang akan ku tempati selama 2 bulan untuk belajar bahasa Inggris. Dari kejauhan aku melihat seorang gadis berjalan mendekatiku. Tidak! Maksudnya mendekati ruangan ini.

Mataku terbuka lebar. Hati berdetak tak karuan.

"Apakah ini mimpi?" tanyaku dalam hati.

"Aku menemukanmu." Ucapku tanpa sadar setelah mengetahui bahwa gadis tersebut adalah orang yang selama ini ku rindu.

Gadis pemilik secarik kertas yang masih ku simpan itu sedang berjalan menuju ruangan yang ada di dekatku. Dia semakin mendekat. Aku ingin menyapanya. Tapi itu akan terlihat aneh karena dia tidak tahu siapa aku.

"Permisi. Apa aku boleh bertanya." Ucapku setelah memantapkan hati dan pikiran untuk berbicara padanya.

"Ya. Tentu saja." Jawabnya dengan sopan.

"Apa betul ini ruang A5? Aku tidak menemukan papan nomor ruangan disini." Kataku bertanya lagi. Sebenarnya aku sudah tahu bahwa ini ruang A5, tapi aku hanya ingin memulai percakapan dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun