Tidak lama setelah aku menangkap kejadian itu, anak perempuan seusiaku itu beranjak dari kursinya dan bergegas keluar dari ruangan.
Aku merasa sedih. Dia telah pergi. Aku rasa ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kami.
Namun, setelah menemukan selembar kertas tepat di bawah kursinya tadi, aku merasa bahwa ini adalah takdir.
Gadis yang tidak ku ketahui namanya itu tidak sengaja menjatuhkan selembar kertas yang sebelumnya berada dalam buku yang digenggamnya.
Sontak aku pun mengambil lembaran tersebut dan berlari keluar ruangan untuk mengembalikannya kepada pemiliknya.
Akan tetapi, aku tidak bisa menemukannya. Sepertinya dia telah keluar dari rumah sakit dan pergi cukup jauh hingga aku tidak bisa menggapainya.
Aku dengan jiwa penasaran membaca secarik kertas kecil yang berisi sebuah kalimat.
"I'm so sorry for letting you go, my dream (Japan)."
Ya! Hanya sebuah kalimat saja. Namun, kalimat ini cukup membuatku terkejut dan tanpa sadar aku pun tersenyum.
Aku merasa bahwa ini adalah takdir. Aku dan Dia memiliki mimpi yang sama. Bedanya, dia terlihat ingin melepasnya namun aku ingin menggapainya.
Hari berganti, bulan berganti, dan bahkan tahun pun berganti. Kini aku telah menjadi senior di sekolah. Aku telah melewati hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun dengan rasa rindu yang tak tahu kapan usainya.