Aku tidak tahu apakah rasa sedih itu karena mengingat mimpinya atau karena akan berpisah denganku. Ya! Aku memang sedikit kepedean wkwkwk.
Itu adalah pertemuan terakhir kami sebelum berpisah karena kursus telah selesai.
Aku akan berangkat ke Jepang esok hari.
Pada malam harinya, aku menghubungi Zhiya melalui WhatsApp. Aku ingin memberi tahu dia bahwa aku pernah menemukan barang miliknya yaitu secarik kertas yang jatuh di rumah sakit kala itu.
"Malam, Zhiya." Kataku dalam chat box padanya.
"Ia, Malam." Balasnya.
Photo
"Ini punya kamu kan? Sebenarnya kita pernah bertemu sekitar 2 tahun lalu di rumah sakit. Kamu tidak sengaja menjatuhkan selembar kertas kecil dan aku menemukannya. Telah lama aku ingin mengembalikannya, namun aku tidak bisa menemukanmu saat itu. Hari ini aku teringat dan rasanya aku ingin mengembalikan padamu. Tapi rasanya cukup terlambat karena aku akan berangkat ke Jepang besok. Aku akan menitipnya ke Fadil untuk dikembalikan padamu." Jelasku panjang lebar.
"Maaf jika aku sudah membaca isinya. Rasa penasaranku membuatku ingin membaca secarik kertas ini. Dan ternyata isinya adalah tentang mimpimu. Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Tapi aku ingin menyampaikan bahwa mimpimu tidak mustahil untuk digapai. Kamu harus memulainya untuk mendapatkannya." Lanjutku lagi.
"Makasi banyak Angga. Kamu memang motivator muda. Aku akan mempertimbangkan kembali mengenai mimpiku. Dan untuk kamu, semoga perjalanan besok lancar dan bisa sampai dengan selamat. Selamat meraih mimpimu." Balas Zhiya pada pesanku.
Itulah percakapan terakhir kami. Saat ini aku telah berada di negeri impianku dan Zhiya. Untuk saat ini hanya aku yang ada disini, tapi aku yakin Zhiya juga akan datang dan meraih mimpi di negeri impian kami.