Mohon tunggu...
Nurul Hikmah
Nurul Hikmah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya. Enjoy your life!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cyber Diplomacy: Sebuah Solusi Cyber Security Dilemma di Era Digital?

29 November 2021   02:25 Diperbarui: 1 Desember 2021   00:15 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada akhirnya penulis berpendapat bahwa diplomasi siber (cyber  diplomacy) adalah sebuah solusi yang tepat dalam menghadapi dilema keamanan siber (cyber security dilemma), seperti yang sudah disebutkan bahwa dengan adanya diplomasi ini, negara-negara dapat membentuk kemitraan bilateral dengan negara-negara lain seperti melakukan diplomasi dan dapat mengambil tindakan yang sesuai. Namun terlepas dari momentum positif dalam diplomasi siber di antara masing-masing aktor negara dan non-negara, ketegangan mendasar di tingkat multilateral telah menghambat kerja sama terutama pada isu-isu kritis untuk mengembangkan norma siber lebih lanjut dan penerapan hukum internasional di dunia siber. 

Hal ini pun juga didukung dengan teori Diplomasi  yang  dikemukakan  dari  mazhab  English  School.  Bagi mazhab  ini,  diplomasi  merupakan  inti  dari politik  internasional, diplomasi  adalah lembaga  sentral  dalam  definisi  dan pemeliharaan masyarakat internasional. Wight mengklaim bahwa Rasionalis fokus pada aspek-aspek tertentu dari international intercourse. 

Diplomasi, legislasi, dan perdagangan adalah contoh dari international intercourse. Rasionalis memegang pandangan kontradiktif tentang sifat manusia, mengklaim dengan alasan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik. Pada akhirnya, mereka menganggap negara dan individu sebagai subjek hukum internasional. Menurut Barry Buzan, masyarakat internasional dapat mencapai perdamaian dunia jika para anggotanya mengikuti peraturan atau norma yang disepakati bersama yang menjadi pengendalian diri. 

Akhirnya, pendekatan English School adalah filosofi yang mencoba untuk mendamaikan dua gagasan utama: realisme dan idealisme. Para filsuf English School ingin mengetahui bagaimana negara-negara dengan sudut pandang yang berlawanan dapat menyepakati cita-cita global dan keadilan di bawah hukum internasional.

Lalu mengapa  diplomasi siber (cyber  diplomacy) diperlukan? 

Diplomasi siber (cyber  diplomacy) dianggap sebagai solusi efektif dalam memitigasi merebaknya ketidakpastian politik atau ekonomi besar-besaran, risiko, dan potensi konflik yang berasal dari dunia maya. Elemen fundamental dalam  diplomasi siber (cyber  diplomacy) adalah pembangunan kapasitas siber, langkah-langkah membangun kepercayaan, dan pengembangan peraturan siber. Diplomasi siber (cyber  diplomacy) ini juga dapat dikatakan sebagai evolusi dari diplomasi publik  dan  sering  kali  disebut  sebagai diplomasi  publik  2.0. 

 Perkembangan   diplomasi siber (cyber  diplomacy)  merupakan  respons  terhadap pergeseran dalam hubungan internasional. Bagaimana dilema keamanan siber dapat dikurangi? Dengan mempertimbangkan cara-cara di mana negara-negara dapat bertindak secara sepihak untuk meningkatkan pertahanan dasar mereka, dapat membentuk kemitraan bilateral dengan negara-negara lain seperti melakukan diplomasi dan dapat mengambil tindakan untuk memberi sinyal bahwa mereka serius dalam mengatasi masalah tersebut. 

Dengan berdasarkan teori English School dan beberapa sebab yang mengakibatkan adanya  dilema keamanan siber (cyber security dilemma), maka adanya konsep  diplomasi siber (cyber  diplomacy) dapat menjadi solusi dari isu tersebut tanpa harus adanya perang siber dan menciptakan masyarakat internasional yang damai dimana kita sekarang hidup di era digital.

Daftar Pustaka

Buchanan, B. (2017). The Cybersecurity Dilemma: Hacking, Trust and Fear Between Nations. Oxford Scholarship Online.

Hamonangan, I., & Assegaff, Z. (2020). Cyber Diplomacy: Menuju Masyarakat Internasional yang Damai di Era Digital. Padjajaran Journal of International Relations.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun