Kegiatan mengirim email menjadi hal yang biasa di era digital ini. Bahkan saat ini mengirim pesan melalui surat kertas sudah jarang dilakukan lagi karena adanya gerakan paperless society yaitu membatasi penggunaan kertas untuk menyelamatkan pohon. Mengirim pesan dengan mudah dilakukan melalui pesan email atau aplikasi digital lain.Â
Kemudahan bertukar pesan dengan aplikasi membuat masyarakat tidak keberatan dengan gerakan pengurangan penggunaan kertas, melalui email semua orang bisa bertukar kabar tanpa adanya batasan waktu. Tapi tahukah kamu jika mengirim email juga bisa membuat global warming?
Menurut greenmatters.com email berbasis teks memancarkan sekitar 4 gram CO2e (setara dengan karbon dioksida). Sumber tersebut juga memperkirakan bahwa rata-rata tahun mengirim email memancarkan sekitar 136 kilogram CO2e, yang memiliki dampak yang hampir sama dengan mengemudi 200 mil di mobil bertenaga gas.
Pesan email dinilai telah menghasilkan jejak emisi karbon. Emisi karbon ini berasal dari energi digunakan untuk mengoperasikan komputer, mengakses internet, dan seluruh sistem fisik termasuk sarana infrastruktur yang ada, serta penyimpanan dan transmisi informasi melalui pusat data.
Menghapus pesan email spam bisa mengurangi sampah karbon yang dihasilkan oleh email, atau kita bisa menghapus setelah kita selesai membaca pesan yang dikirim. Langkah mudah ini bisa kita lakukan untuk terus selamatkan bumi ini.
Alangkah lebih baik jika kita juga mulai mengurangi penggunaan alat elektronik di rumah seperti air conditioner (ac), mematikan lampu jika tidak terpakai, dan mematikan televisi.Â
Mulai saat ini kita juga bisa melakukan pengurangan kegiatan digital yang bisa menghasilkan emisi karbon. Hal-hal kecil yang kita lakukan akan membuat dunia lebih baik. Untuk menyelamatkan bumi dibutuhkan peran semua manusia.Â
Mari, kita jadi agent of chance untuk lingkungan sekitar kita. Dari kita, Oleh kita, Untuk kita! Perubahan kecil yang kita lakukan bersama akan memberikan dampak besar bagi dunia.