Pendahuluan
Memaafkan dan mengungkapkan maaf merupakan kedua hal yang saling berkaitan. Menurut KBBI memaafkan adalah memberi pengampunan atas kesalahan dan sebagainya.Â
Munculnya hal ini dapat terjadi karena adanya suatu konflik yang terjadi. Konflik adalah salah satu bagian yang sering dialami oleh setiap individu. Konflik merupakan keadaan yang akan dilalui oleh setiap inidvidu sesuai dengan masa perkembangannya, pada setiap masa pekembangan individu memiliki berbagai konflik yang barbeda.Â
Salah satu konflik yang sering terjadi dalam kehidupan adalah konflik dengan orang tua. Konflik dengan orang tua sering sekali muncul karena adanya permusuhaan antara seseorang yang merasa menjadi korban dan pelaku.Â
Konflik seperti ini akan merusak moral dan hubungan antara dua orang yang bersangkutan atau bahkan lebih banyak lagi. Permasalahan yang terjadi dalam hubungan dengan orang tua seringkali disebabkan oleh hal-hal yang sederhana, dan hal ini yang menjadi tantangan dalam hubungan mereka.
Bagaimana Hubungan Anak dengan Orang tua
Dalam hubungan yang kita pertahankan dengan keluarga dan teman, hal ini mempengaruhi kualitas hidup individu dan sebagai hasilnya kita seringkali dihadapi dengan perasaan emosi yang saling bertentangan.
Hubungan dekat dapat bermanfaat dan memiliki peran positif, namun hubungan ini juga memiliki potensi untuk mempengaruhi individu ke dalam hal yang negatif.Â
Hubungan non-sukarela merupakan hubungan tanpa adanya pilihan sadar untuk berada dalam hubungan ini. Hubungan ini berkaitan dengan persepsi inidvidu mengenai kewajiban pribadi dan sosial untuk menjaga dirinya.Â
Dalam hubungan ini inidvidu akan mengalami keadaan yang membutuhkan pengampuan, harapan dan kewajiban yang barbeda terkait masa depan hubungan yang berpotensi dalam mengubah cara pengampuan yang dilakukan.Â
Ketidakharmonisan dan ketidaknyamanan karena adanya konflik yang terjadi didalam hubungan dengan orang tua biasanya terjadi karena adanya hal-hal sederhana, yang terjadi sebagai bentuk tantangan dalam hubungan ini.Â
Ketika konflik ini terjadi karena adanya kesalahpahaman sekecil apapun, berkemungkinan menimbulkan terjadinya konflik yang lebih besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh perasaan egois atau keengganan untuk mengalah dan berinisiatif antara kedua belah pihak untuk dapat menyelesaikan konflik yang terjadi.Â
Dalam beberapa konflik orang tua sering mengalah kepada anak mereka dan mulai bersikap seperti biasa kembali. Namun Ketika kita mengalami konflik dengan orang tua seringkali kita merasa bahwa kita ingin di pahami oleh orang tua dan mengingkan adanya permaafan yang di ungkapkan secara langsung.Â
Seringkali juga kita merasa bahwa kita yang bersalah, namun ketika ingin mengungkapkan permohonan maaf rasanya sangat sulit sekali dan merasa canggung.Â
Memaafkan dan melupakan sering sekali dilakukan dalam hubungan ini, namun beberapa inidvidu juga membutuhkan adanya pengungkapan maaf. Kita juga sering merasa sulit sekali untuk memaafkan diri kita sendiri ketika kita berkonflik dengan orang tua, kita mengalami rasa penyesalan dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Memaafkan diri sendiri dapat membantu individu untuk mengurangi emosi negatif yang dialaminya. Emosi negatif ini dapat berupa rasa malu, bersalah, marah, menyesal atau perasaan kecewa. Hal tersebut berkaitan dengan masalah kesehatan fisik dan mental inidvidu.Â
Emosi adalah salah satu mekanisme hubungan kesehatan. Seringkali inidvidu mengalami emosi terhadap orang lain dan menyebabkan sebuah konflik yang terjadi.Â
Dalam studi metaanalitik yang dilakukan oleh terkait memaafkan diri sendiri dan kesehatan fisik dan mental, mendapatkan hasil bahwa memaafkan diri sendiri berkorelasi positif dengan kesejahteraan psikologis dan hal ini juga memberikan efek yang positif kepada diri inidvidu.Â
Memaafkan dianggap sebagai media proses disposisional dimana seseorang bergerak dari perasaan marah dan keinginan untuk membalas menjadi termotivasi untuk menanggulangi konflik dengan baik hati.Â
Memaafkan dikonseptualisasikan sebagai proses interpersonal yang berasal dari tindakan komunikatif konstruktif yang berlalu dari waktu ke waktu. Hal ini memungkinan individu untuk merespons secara positif mengenai kondisi yang menyakitkan.Â
Memaafkan juga diartikan sebagai sebuah pilihan untuk melepaskan kebencian dan kepahitan terhadap kondisi yang berkonflik, hal ini juga membantu inidvidu untuk menghindari perilaku dendam dan membantu untuk perilaku damai.Â
Peluang untuk memaafkan dapat berasal dari berbagai keadaan yang secara luas disebut sebagai keadaan yang menyakitkan. Peristiwa menyakitkan ini dapat berupa sebuah tindakan atau kata-kata yang melanggar aturan relasional yang menyebabkan rasa sakit emosional dalam sebuah hubungan.Â
Dalam hubungan keluarga pelanggaran ini dapat berupa perilaku orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya kepada sang anak, berperilaku tidak dewasa serta perilaku yang melanggar kepercayaan antara anak dengan orang tua.
Proses Memaafkan yang berlangsung
Beberapa orang tua memecahkan masalah pada hubungan mereka dengan cara menghindari ketidakadilan dan menegakkan keadilan. Memaafkan dan mengungkapkan maaf menjadi media perubahan motivasional orang menjadi termotivasi untuk tidak melawan dan menghindari permusuhan. Memaafkan dan mengungkapkan maaf juga memiliki dampak yang besar pada perbaikan hubungan yang awalnya longgar karena konflik.Â
Memaafkan juga dapat mengurangi sifat tekad dan agresif kita, sehingga hal ini dapat menjadi koping yang positif ketika inidvidu dihadapkan pada setiap masalah yang mereka hadapi.Â
Memaafkan dapat menjadi cara terbaik untuk individu dalam perubahan prososial, hal ini dapat meningkatkan penghindaran dalam memberi jalan untuk motivasi yang lebih baik dan prososial.Â
Perubahan emosional dan kognitif yang terjadi karena adanya perlepasan dari kemarahan dan pengurangan kecenderungan dalam merenungkan konflik yang terjadi.
Proses memaafkan dan mengungkapkan maaf ini tidak hanya membuat individu dapat bertahan dalam suatu hubungan mereka, namun juga menciptakan sebuah hubungan yang lebih dekat lagi dari sebelumnya.Â
Proses ini pada dasarnya dapat terjadi secara barbeda pada setiap individu, hal ini karena setiap inidvidu memiliki karakter yang barbeda-beda.Â
Beberapa dari mereka ada yang melakukan hal ini segera setelah adanya konflik yang terjadi, namun ada juga yang membutuhkan waktu yang lama dalam proses memaafkan dan mengungkapkan maaf. Bahkan beberapa orang juga mengalami kesulitan yang sangat besar untuk memaafkan orang lain dan mengungkapkan maaf kepada mereka.Â
Dalam studi fenomenologi yang dilakukan oleh terkait mengampuni bukan hanya melupakan, mendapatkan hasil bahwa memaafkan merupakan hal yang sulit dilakukan dan terdapat tiga hal yang menjadi kunci dalam proses ini yaiitu nilai-nilai dasar pribadi, pemahaman pelaku dan juga upaya yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H