Beberapa orang tua memecahkan masalah pada hubungan mereka dengan cara menghindari ketidakadilan dan menegakkan keadilan. Memaafkan dan mengungkapkan maaf menjadi media perubahan motivasional orang menjadi termotivasi untuk tidak melawan dan menghindari permusuhan. Memaafkan dan mengungkapkan maaf juga memiliki dampak yang besar pada perbaikan hubungan yang awalnya longgar karena konflik.Â
Memaafkan juga dapat mengurangi sifat tekad dan agresif kita, sehingga hal ini dapat menjadi koping yang positif ketika inidvidu dihadapkan pada setiap masalah yang mereka hadapi.Â
Memaafkan dapat menjadi cara terbaik untuk individu dalam perubahan prososial, hal ini dapat meningkatkan penghindaran dalam memberi jalan untuk motivasi yang lebih baik dan prososial.Â
Perubahan emosional dan kognitif yang terjadi karena adanya perlepasan dari kemarahan dan pengurangan kecenderungan dalam merenungkan konflik yang terjadi.
Proses memaafkan dan mengungkapkan maaf ini tidak hanya membuat individu dapat bertahan dalam suatu hubungan mereka, namun juga menciptakan sebuah hubungan yang lebih dekat lagi dari sebelumnya.Â
Proses ini pada dasarnya dapat terjadi secara barbeda pada setiap individu, hal ini karena setiap inidvidu memiliki karakter yang barbeda-beda.Â
Beberapa dari mereka ada yang melakukan hal ini segera setelah adanya konflik yang terjadi, namun ada juga yang membutuhkan waktu yang lama dalam proses memaafkan dan mengungkapkan maaf. Bahkan beberapa orang juga mengalami kesulitan yang sangat besar untuk memaafkan orang lain dan mengungkapkan maaf kepada mereka.Â
Dalam studi fenomenologi yang dilakukan oleh terkait mengampuni bukan hanya melupakan, mendapatkan hasil bahwa memaafkan merupakan hal yang sulit dilakukan dan terdapat tiga hal yang menjadi kunci dalam proses ini yaiitu nilai-nilai dasar pribadi, pemahaman pelaku dan juga upaya yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H