Disusun Oleh:
Nurul Cahyani, Ayu Maulani, Annisa Azzahro, Dwi Adeati, Alfi Nur Risma, Amalia Sulistiningsih, Yuliana Ainur Habibah, Raihanah Luthfi Fa'izah
Biografi Milton Friedman
Milton Friedman lahir pada 31 Juli 1912 di Brooklyn. Ia merupakan seorang ekonom dan ahli statistik Amerika yang percaya pada kapitalisme pasar bebas. Saat usianya satu tahun, mereka sekeluarga pindah ke kota komuter kecil bernama Rahway, di New Jersey. Sejak kecil friedman dikenal sebagai murid yang luar biasa cerdas, dibuktikan dengan Friedman masuk sekolah tanpa pendidikan usia dini. Dia memenangkan beasiswa ke Universitas Rutgers dan memperoleh gelar sarjana, Friedman menyelesaikan gelar master di Universitas Chicago dan Ph.D. di Universitas Columbia. Pada tahun 1935, Friedman bergabung dengan Badan Perencanaan Sumber Daya Nasional yang melakukan survei anggaran konsumsi dan menjadi dasar terbitnya A Theory of the Consumption Function. Milton Friedman memperkenalkan sebuah teori yang kemudian menjadi bagian dari ilmu ekonomi. Selama tahun 1960-an dia menjadi pendukung utama yang menentang kebijakan pemerintah Keynesian. Ia memberikan pandangan bahwa "teori Keynesian naif". Milton Friedman berteori bahwa terdapat tingkat pengangguran alami dan berpendapat bahwa pengangguran di bawah tingkat ini akan menyebabkan inflasi. Kemudian Milton Friedman mempromosikan sudut pandang makroekonomi yang dikenal sebagai monetarisme.
Teori Monetaris
Monetarisme merupakan kecenderungan dalam pemikiran ekonomi yang menekankan peran pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar. Hal ini sesuai dengan pandangan dalam ekonomi moneter bahwa variasi jumlah uang beredar memiliki pengaruh besar terhadap output nasional baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu dengan tujuan utama kebijakan moneter yang baik agar dapat menargetkan tingkat pertumbuhan jumlah uang yang beredar dapat terkendali. Milton Friedman menyampaikan gagasan pemikiran bahwa peran pemerintah dalam perekonomian yang seharusnya dapat berjalan lebih efektif justru dianggap menghambat. Oleh karena itu, Milton Friedman lebih setuju untuk berfokus pada peran suatu badan atau lembaga yang menjalankan kebijakan secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Milton Friedman mengutarakan gagasan dimana penentuan pendapatan dipengaruhi oleh peranan jumlah uang yang beredar. Dengan demikian, muncul salah satu pokok pikiran aliran monetaris yaitu perkembangan moneter sebagai salah satu unsur penting dalam perkembangan produksi, kesempatan kerja dan harga. Pemikiran aliran monetaris sudah ada di Indonesia sejak lama dan berkembang hingga saat ini. Dimana dalam penerapannya bisa kita lihat di peran pemerintahannya untuk mengatur dan menjaga stabilitas uang yang beredar.
Pokok Pemikiran Aliran Monetaris Milton Friedman
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, di masa kepemimpinan ekonom terkenal yang Bernama Milton friedman telah muncul suatu aliran pemikiran moneteris yang terdapat di dalam makroekonomi. Para ekonom aliran monetaris menentang pandangan dari Keynesian yang membahas tentang penentuan pendapatan, para pengatur aliran monetaris menganggap pandangan Keynesian itu tidak sesuai atau tidak benar. Menurut kaum monetaris banyaknya jumlah uang yang beredar sebagai faktor penentu dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga pada suatu perekonomian. Dalam jangka pendek jumlah uang beredar dapat mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja. Pada jangka Panjang jumlah uang beredar dapat mempengaruhi tingkat inflasi. Pertambahan jumlah uang beredar adalah bagian yang dipercaya dalam perkembangan moneter serta perilakuku otoritas moneter mampu menentukan jumlah uang beredar. Milton friedman berpendapat bahwa “inflasi ada di mana saja dan selalu merupakan fenomena moneter”. Inflasi terjadi akibat oleh banyaknya jumlah uang yang beredar, pertumbuhan moneter yang tidak stabil juga mengakibatkan timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Pertumbuhan moneter itu sendiri dapat mempengaruhi variabilitas, baik itu dari tingkat harga maupun pertumbuhan output (GNP). Oleh karena itu kebijakan moneter ditetapkan oleh pemerintah dengan harapan dapat menjamin terwujudnya suatu tingkat pertumbuhan moneter atau jumlah uang beredar yang konstan dan stabil pada tingkat yang rendah. Aliran monetaris Milton friedman menitikberatkan bahwa aktivitas pada pertumbuhan jumlah uang beredar banyak mempengaruhi kegiatan-kegiatan ekonomi. Persediaan dari jumlah uang beredar dalam perekonomian akan menunjukkan laju inflasi dalam jangka Panjang. Terdapat kesinambungan antara perubahan dalam jumlah uang beredar dengan perubahan tingkat kegiatan ekonomi.
Teori Kuantitas Uang Milton Friedman
Milton Friedman berkata bahwa permintaan uang itu akan sejalan dengan permintaan barang, dimana prinsip dasar dari teori permintaan uang yaitu sama dengan teori permintaan barang. Dalam buku Milton Friedman mengatakan bahwa permintaan uang dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu kekayaan total, harga, dan perolehan dari berbagai bentuk kekayaan, selera, dan preferensi pemilik kekayaan.Analisis Friedman terkait uang adalah sebagai berikut;
M₂ = Kartal + DD + TD
Keterangan:
DD : Demand
Deposit TD : Time Deposit
Fungsi permintaan uang oleh Friedman;
M = ƒ(Yp, w, P, Rb, Re, 1/p, dp/dt, U)
Keterangan: M : ‘stock’ uang kas yang diminta (nominal)
Yp : Permanent Income (nominal)
W : Ratio antara Human wealth dan nonhuman
Wealth Rb : Penghasilan dari Obligasi
Re : Penghasilan dari Saham
1/p, dp/dt : The Expected rate of price inflation (tingkat harapan akan kenaikan harga setiap waktu)
Relevansi di Indonesia
Meski teori monetaris Milton Friedman tidak diterapkan langsung di Indonesia, namun gagasan fundamental yang diusungnya berdampak pada kebijakan perekonomian dan moneter negara. Beberapa komponen teori moneter Friedman yang berdampak pada kebijakan Indonesia antara lain sebagai berikut:
Penekanan pada Stabilitas Uang Intervensi Pemerintah Meski teori monetaris Milton Friedman tidak diterapkan langsung di Indonesia, namun gagasan fundamental yang diusungnya berdampak pada kebijakan perekonomian dan moneter negara. Beberapa komponen teori moneter Friedman yang berdampak pada kebijakan Indonesia antara lain sebagai berikut: Pentingnya stabilitas uang sebagai landasan utama untuk menciptakan kebijakan moneter secara konsisten ditekankan dalam penerapan teori monetaris Milton Friedman di Indonesia. Menurut Friedman, menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang memerlukan peningkatan jumlah uang beredar yang moderat dan stabil. Dalam Negara Indonesia, penekanan pada stabilitas moneter sejalan dengan tujuan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi yang moderat dan stabil.
Intervensi pemerintah. Keterlibatan pemerintah seringkali mengacu pada minimalnya campur tangan dalam kebijakan moneter dalam perspektif teori monetaris Milton Friedman di Indonesia. Friedman memperingatkan pemerintah agar tidak terlalu campur tangan dalam pengelolaan uang dan suku bunga dan mendesak mereka untuk menaruh perhatian lebih besar dalam menjaga kestabilan jumlah uang beredar. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah, khususnya Bank Indonesia, cenderung lebih berhati-hati dalam menggunakan instrumen kebijakan untuk mempengaruhi keadaan perekonomian.
Penggunaan alat moneter Independensi Bank Sentral Menurut Friedman, pengaturan jumlah uang beredar sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Untuk menentukan jumlah uang yang beredar, Bank Indonesia menggunakan instrumen moneter yang meliputi suku bunga dan tingkat minimum cadangan bank. Meskipun cadangan yang diperlukan bank berfungsi sebagai alat untuk mengontrol likuiditas di pasar keuangan, modifikasi suku bunga dapat digunakan untuk mempengaruhi permintaan uang. Strategi ini adalah bagaimana penerapan moneter Friedman di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan kondisi yang mendorong stabilitas uang dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Independensi Bank Sentral Menurut Friedman, pengaturan jumlah uang beredar sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Untuk menentukan jumlah uang yang beredar, Bank Indonesia menggunakan instrumen moneter yang meliputi suku bunga dan tingkat minimum cadangan bank. Meskipun cadangan yang diperlukan bank berfungsi sebagai alat untuk mengontrol likuiditas di pasar keuangan, modifikasi suku bunga dapat digunakan untuk mempengaruhi permintaan uang. Strategi ini adalah bagaimana penerapan moneter Friedman di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan kondisi yang mendorong stabilitas uang dan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Teori monetaris Friedman juga mendukung gagasan independensi bank sentral dalam merumuskan kebijakan moneter. Pada tahun 1999, Bank Indonesia mendapat keleluasaan lebih dalam merumuskan kebijakan moneter. Di Indonesia, Bank Indonesia berupaya menjaga independensinya dalam mengambil keputusan kebijakan moneter. Hal ini terutama terlihat dalam kebijakan yang mengatur tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar, yang harus lebih menekankan tujuan jangka panjang seperti menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dibandingkan kepatuhan terhadap kepentingan politik.
Liberalisasi Ekonomi, adanya ide liberalisasi ekonomi telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia menjadi lebih mudah diakses oleh investasi internasional sebagai akibat dari liberalisasi ekonomi. Negara Indonesia menarik lebih banyak bisnis asing yang ingin beroperasi di sini dengan mengurangi hambatan perdagangan dan investasi. Dampaknya adalah sektor ekonomi tertentu, seperti manufaktur dan jasa, mengalami pertumbuhan, dan prospek lapangan kerja juga meningkat. Perekonomian rumah tangga juga terkena dampak liberalisasi ekonomi. Hal ini mendorong persaingan antar bisnis regional, mendorong inovasi, dan meningkatkan produktivitas. Perusahaan harus berupaya meningkatkan kualitas barang dan jasa mereka agar dapat bersaing dengan perusahaan asing, sehingga membantu pelanggan Indonesia. Integrasi ekonomi regional dibantu oleh deregulasi ekonomi. Indonesia telah melakukan upaya untuk memperluas perdagangan dengan anggota ASEAN lainnya dan merupakan anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Hal ini memperluas pasar dan memudahkan para pelaku usaha Indonesia untuk mengiklankan produknya di seluruh wilayah. Selain itu, hal ini memberikan peluang bagi dunia usaha Indonesia untuk memasuki pasar internasional yang lebih besar.
Liberalisasi ekonomi telah memberikan sejumlah keuntungan, namun penting untuk diingat bahwa terdapat juga permasalahan baru, seperti permasalahan perlindungan sosial dan kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk menerapkan liberalisasi ekonomi dengan hati-hati, memastikan bahwa sebanyak mungkin warga negara mendapatkan manfaatnya sekaligus melindungi mereka dari segala potensi kerugian.
Pasar bebas, dalam teori monetaris Milton Friedman, memiliki relevansi yang signifikan terhadap efisiensi pasar keuangan di Indonesia. Sebagai negara berkembang yang terus berupaya memperkuat fondasi ekonominya, Indonesia dapat memanfaatkan prinsip-prinsip pasar bebas Friedman untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mencapai efisiensi yang lebih baik dalam operasi pasar keuangan. Pasar bebas, menurut Friedman, memberikan dorongan pada persaingan yang sehat. Dalam konteks pasar keuangan Indonesia, persaingan yang kuat antara lembaga keuangan dan perusahaan investasi dapat mendorong inovasi produk dan layanan. Persaingan ini bukan hanya memberikan pilihan yang lebih baik kepada konsumen tetapi juga mendorong efisiensi operasional melalui upaya untuk menjadi lebih kompetitif. Pasar bebas memungkinkan mekanisme pasar menentukan harga dan alokasi sumber daya. Dalam konteks pasar keuangan, ini berarti bahwa mekanisme pasar akan mencerminkan permintaan dan penawaran secara efisien, membantu menghindari pemborosan sumber daya dan meningkatkan alokasi yang lebih optimal.
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa teori monetaris Milton Friedman relevan penerapannya di Indonesia walaupun teori ini sudah cukup lama, namun masih bisa diterapkan di Indonesia sebagai negara berkembang. Teori Monetaris Milton Friedman memiliki pengaruh yang besar bagi negara dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi. Apabila suatu negara tidak menerapkan teori monetaris maka dapat dipastikan sistem perekonomian negara tersebut menjadi tidak terkendali baik itu laju tingkat inflasi maupun tingkat harga suatu barang. Yang kemudian akan menimbulkan masalah berkepanjangan bagi masyarakat di negara itu sendiri seperti kemiskinan,kesejahteraan masyarakat maupun kriminalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H