Dulu saat mengambil kuliah Master bidang Bioteknologi di tanah kelahiran di Bandung, seringkali saya terpaksa menitipkan bayi baru lahir saya ke Mama.Â
Tak jarang saya harus pulang malam karena harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di laboratorium sebagai riset tesis. Rasanya repot sekali harus memerah ASI dini hari di rumah dan jam-jam tertentu di Lab agar bayi bisa mendapatkan ASI eksklusif.Â
Ditambah lagi dengan rasa bersalah telah meninggalkan bayi yang masih kecil. Kondisi ini membuat saya bertekad untuk putar arah ke bidang pendidikan jika melanjutkan kuliah nanti.
Melanjutkan kuliah di luar negeri sambil membawa anak tentunya akan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak.Â
Bagi saya sebagai orang tua pun menjadi lebih tenang karena bagaimanapun kondisi anak, saya sebagai orangtua ada di dekatnya.Â
Itulah alasan saya membawa serta Si Sulung yang dulu sering ditinggal karena emaknya berurusan dengan mikroba di kampus dan Si Bungsu yang baru berusia sepuluh bulan saat tiba di Melbourne.
Saya membayangkan mengambil PhD bidang pendidikan akan membuat saya santai. "Paling 'cuma' baca dan nulis doang. Bisa lah sambil mengasuh bayi," pikir saya. Yang akan menyita banyak waktu paling saat ambil data.Â
Hmmm... Ternyata tak semudah itu. Andai saja membaca jurnal itu seperti membaca novel yang bisa saya lakukan sekali duduk bahkan rela tak tidur.Â
Selesai membaca, saya bisa langsung ceritakan garis besar dari awal hingga akhir meski tak bisa ditulis dengan gaya seindah penulis novelnya tentunya.Â