Bagi mahasiswa dengan beasiswa AAS (Australia Award Scholarship) ada keringanan biaya daycare hingga 70% kalau tidak salah. Namun, bagi mahasiswa di luar AAS harus modal sendiri full.
4. Wajib Bahasa Inggris
Namanya juga English speaking country, mau tidak mau kita harus menggunakan Bahasa Inggris baik di kampus maupun dalam pergaulan sehari-hari dengan orang sekitar.Â
Aksen Inggris Australia sedikit berbeda. Awal-awal loading agak lama saat mendengarkan mereka berbicara. Terlebih bagi saya yang tidak berlatar belakang jurusan Bahasa Inggris. Bahasa menjadi bagian yang cukup butuh perjuangan.Â
Untungnya supervisor saya sudah terbiasa dengan mahasiswa internasional sehingga mereka berdua memaklumi jika ada bahasa yang agak keliru.Â
Dalam pergaulan sehari-hari, kita akan bertemu dengan aksen yang bermacam-macam karena orang-orang sekitar berasal dari berbagai negara.Â
Ada yang bahkan menggunakan google translate. Dia berbicara dengan bahasanya kemudian memperlihatkan terjemah Bahasa Inggris di HP-nya. Ada-ada saja!
5. Cuaca Ekstrim dan Udara Kering
Terbiasa dengan cuaca dengan variasi yang tidak terlalu kentara, saya hampir syok dengan cuaca di sini. Saat summer panas sekali, sedangkan saat winter dinginnya gak ketulungan.Â
Untunglah suhu Melbourne tak sampai di bawah nol saat winter. Hanya tempat-tempat tertentu yang bersalju seperti Mount Buller atau Lake Mountain.Â
Selain itu, kelembapan udara di Australia sangat rendah. Hal ini membuat kulit mudah kering dan bersisik dan hidung mudah berdarah.Â
Saat di Indonesia, kulit saya termasuk berminyak, namun begitu tiba di sini berubah kering kerontang.
6. Tidak Ada Asisten Rumah Tangga
Salah satu hal yang cukup menguras energi dan kewarasan adalah tidak ada asisten rumah tangga.Â