Wacana pelaksanaan asesmen kompetensi ini membuat guru harus lebih kreatif dalam menentukan bahan penilaian. Hal ini akan mempengaruhi kebiasaan guru yang mengacu pada silabus tanpa adanya improvisasi model pembelajaran dan berlaku konservatif pada model pembelajaran yang konvensional. Sedangkan, gagasan memberlakukan konsep literasi dan numerasi yang disusun secara mandiri oleh guru merupakan model penilaian yang bersifat progresif. Sehingga, target Kebijakan Merdeka Belajar tidak dapat terlaksana secara komprehensif. Hal diatas menujukkan bahwa guru dituntut untuk kreatif mengembangkan penilaian bagi siswanya.
Upaya pemerataan kualitas guru dalam melaksanakan penilaian berbasis literasi dan numerasi dapat dimulai sejak dini melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). MGMP merupakan wadah perkumpulan bagi para guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar, sekolah kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana berkomunikasi, belajar, bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas (Anwar: 2011: 1). Melalui pengertian diatas, MGMP dapat membantu guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran didaerahnya.
Daftar PustakaÂ
- Anwar, Kafsul & Harni Hendra. 2011.perencanaan system pembelajaran kurikulum satuan pendidikan .Bandung:Alfabeta
- Ningsih, Widya. "Merdeka Belajar melalui Empat Pokok Kebijakan Baru di Bidang Pendidikan | Suara Guru Online"
- Nio Awandha Nehru, ASESMEN KOMPETENSI SEBAGAI BENTUK PERUBAHAN UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN INDONESIA: ANALISIS DAMPAK DAN Â Â PROBLEM-SOLVING MENURUT KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR, Blitar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H