Mohon tunggu...
nurul rahmadina
nurul rahmadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

kisah ini hanya dari orang skitar daerah sya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Haru Bagus Anak Kecil Menjadi Tulang Punggung Keluarganya

1 Juli 2023   23:38 Diperbarui: 3 Juli 2023   08:55 13193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih bocah,  bagus siswa SD kelas 5  jadi tukang parkir didaerah sleman gamping, demi membeli obat ibunya yang sedang sakit.

Diumur 10 tahun adalah umur dimana anak anak mencari pendidikan yang layak untuk kedepannya dengan bimbingan orang tua.

Namu sayangnya tidak semua anak yang beruntung dengan hal tersebut,dan terkadang ada yang bernasib sebaliknya.

 Kisah Bagus yang sebagai anak laki laki pertama dari tiga bersaudara, paham akan tanggung jawab sebagai tulang punggung. Sejak usia 6 tahun, bagus sudah ditinggal oleh ayah kandungnya.

Semenjak itu ibunyalah yang menjadi tulang punggung untuk mereka bertiga. Awalnya ibunya jualan sate keliling dengan jalan kaki, demi sesuap nasi untuk mereka bertiga, namun semenjak umur bagus di usia 8 tahun, ibunya mengidap penyakit tumor dibagian payudara.

Namun bagus sempat meminta tolong kepada keluraga dari ibu bagus, tetapi mereka hanya acuh tak acuh dengan keadaan ibu bagus dan adik-adik bagus.

Sebagai anak laki-laki, Bagus dengan usianya 8 tahun pada saat itu, mau tidak mau dia harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya di usianya yang sangat mudah.

Awalnya bagus menjadi tukang angkat-angkat barang di toko orang, tapi karna badannya yang sangat kecil, akhirnya pemilik toko menyuruhnya untuk berhenti bekerja, karna kasihan kepada bagus.

Bagus hampir ingin tidak ingin kerja dengan usianya yang sangat mudah, setelah dia liat adik- adiknya hanya ada dia yang diharapkan, rasa malas itupun ilang.

" aku kadang hampir mau ingin kabur, saking capeknya buat kerja. Tapi aku kasihan dengan ibuku dan adik- adikku. Kalo aku gak kerja mereka cuman bisa nahan lapar biar ibu gak kepikiran"ujar bagus.

Usia bagus yang segitu, tak mungkin tidak akan ada orang yang usil padanya, kadang bagus kehilangan duit hasil tukang parkirnya karna banyak preman yang mengambil, dan mengancam bagus untuk di kroyok. Banyak pikiran yang harus bagus pikirkan setiap hari sampai lupa dengan usia nya yang masih kecil perlu waktu untuk bermain main. namun apalah daya,  bagus tidak ada waktu untuk hal itu

"kadang aku kasihan sama bagus yang jadi tukang parkir demi adik-adiknya, juga ibunya sakit, mau gak mau dia harus jadi tulang punggung. Aku gak tega liatnya setiap aku lewat toko ini liatin dia lagi nagih duit parkir, kadang juga orang gak ngasih, kadang juga lansung pergi doang" ujar bu yati warga sekitar.

Kedewasaan seseorang tidak dilihat dari umur, bagus yang usianya yang sangat mudah, harusnya dia belajar di usia dia yang sangat dini, namun dia harus banyak bekerja demi ibunya, dan adik adiknya.

Warga didaerah bagus lumayan ada yang berpartisipasi dengan keadaan bagus  dan keluarganya, tetapi bagus dengan sifatnya yang tidak enak hati, kadang iya menolak untuk di tolong, karna dia mikir hanya menyusahkan tetangganya dan warga didaerahnya.

"semoga bagus dengan usianya segitu kelaknya akan menjadi orang sukses, dan berbakti kepada ibunya, percayalah roda pasti berputar" ujar pak jon warga sekitar.

Banyak orang orang ketinggalan barangnya ditoko tempat bagus mangkal jadi tukang parkir, namun bagus menjaga barang barang orang sampai pada tangan pemiliknya. Kejujuran merupakan barang langkah die era modern seperti sekarang ini. Hanya sedikit yang mau mengembalikan dengan ikhlas ketika menemukan barang yang bukan hak milik mereka,. Namun bagus diusianya yang sangat mudah, sifat jujurnya sudah ditanamnya semenjak kecil.

Ada kalahnya yang markir di tempat kerjanya bagus mereka memarahi bagus, dengan alasan bagus anak kecil yang hanya berpura-pura menjadi tukang parkir, untung dapat duit jajan.

"kadang banyak orang yang marahin aku, mereka kira aku cuman penegemis yang mau duitnya aja, kadang dikira pura-pura jadi tukang parkir, padahal mereka sering liat aku mangkal di toko ini, tapi aku yakin rezeki udah di atur sama yang di atas".

Bagus mengaku, bahwa tidak semua orang kasihan padanya, banyak juga yang menghina keluarganya bahkan dengan ibunya, tapi hal tersebut tidak dimasukkan kehati oleh bagus, bahkan dia pasrah dengan orang-orang yang menghinanya. Dan banyak juga tetangganya menceritakan keadaan ibunya didepan matanya, agar bagus mendengarkan lansung, dia hanya bisa menagisi dalam hatinya saja.

" saat ini saya hanya bisa diam, tidak ingin mendengarkan kata-kata orang yang hanya menyakiti perasaan saya, ibu saya, adik-adik saya, sayang hanya bisa membuktikan kedepannya saya bisa jadi orang yang berguna untuk orang orang disekitar saya, saya tidak ingin cari musuh, karna saya sadar saya tidak punya apa apa. Saya selalu berdoa agar saya sehat selalu dan bisa membantu keluarga saya" ujar bagus sambil tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun