Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

(3) Buih Menjadi Permadani

6 April 2022   17:40 Diperbarui: 1 Mei 2022   03:26 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2013 (Menetap di MTsN 2 Garut)

Pada tahun 2013 saya mulai mengajar di MTs negeri. Pada saat itu ada guru PAI yang meninggal sehingga saya akhirnya bisa mengajar di tempat ini, inilah yang dinamakan keajaiban kenapa? Karena kalau tidak ada guru yang meninggal maka selamanya saya tidak akan bisa pindah ke MTs Negeri seperti tertera di surat tugas.

Saya ada kemungkinan harus pindah ke MTs swasta karena di MTs negeri pada saat itu gurunya penuh semua sehingga tidak ada celah untuk saya mengajar di tempat ini. Atas peristiwa kematian salah satu guru PAI maka saya diundang untuk mengajar sesuai dengan apa yang ditulis dalam SK PNS. Tahun 2013 kepala madrasah yang dulu pernah menjadi atasan saya di MTs Swasta pertama kali ternyata pindah ke MTs Negeri yang sama dengan saya bertugas nah, disinilah awal karir saya dimulai.

Perbedaan mengajar di swasta dan negeri dengan status PNS sangat terasa berbeda. Perbedaan yang sangat menonjol yaitu dari suasana pergaulan, status sosial, karakter guru-guru, dan sikap. Saya mengalami beberapa kejadian sentimentil. Saya yang diangkat PNS dari swasta merasakan ada diskriminasi sosial bahkan saya pernah disebut dengan guru uka-uka mungkin kalau diterjemahkan yaitu guru madrasah swasta yang tiba-tiba ada di MTs Negeri yang menyalib guru-guru honor negeri yang seharusnya merekalah yang berhak diangkat menjadi PNS terlebih dahulu bukan saya yang tadinya juga berasal dari MTs swasta. Nasib baik berpihak pada saya tapi dengan resiko banyak cibiran apalagi berkeliaran rumor miring. Saya menjalani ketimpangan ini selama 5 tahun lamanya, saya menahan segala amarah dan kekecewaan atas ketidakadilan dalam memperlakukan saya selama 5 tahun, sebentar ya penderitaannya? (miris sekali!).

Tahun 2018 (Lolos Test Keliling Indonesia)

Saya mengikuti test menulis kisi-kisi dan soal UAMBN sesuai mata pelajaran yang saya ampu yaitu Sejarah Kebudayaan Islam. Saya  terjaring 30 guru dari pendaftar 1.800 guru se Indonesia. Inilah asal karir saya naik karena saya sering dilibatkan dalam seminar nasional di wilayah Jawa dan Sumatera. Saya sempat mengikuti 12 seminar nasional dari tahun 2018-2019. Saya sempat mengikuti salah satu workshop tentang Riset di Jawa Timur yang ditindaklanjuti dengan studi banding bersama kepala madrasah yang baru ke MTsN 2 kota Kediri. Pada tahun 2019 saya mulai mempraktekkan apa yang telah saya dapatkan dari workshop dan studi banding tersebut.

Pada tahun 2019-2021 banyak prestasi yang telah diraih oleh anak didik yang saya bimbing. Saya tidak hanya membimbing tapi juga sekaligus menjadi supir mereka. Prestasi yang telah anak didik saya raih yaitu juara 6 kategori sosial humaniora pada perlombaan Al-Muttaqin Scientist Compettition (ASC) pada tahun 2020 dan juara harapan 1 pada tahun 2021, juara 1,2  dan harapan 1 kategori Sejarah, juara 2 kategori Geografi  pada perlombaan Young Scientist Competitition (YSC) tingkat Jawa Barat pada tahun 2020. Juara 2 dan 3 kategori Ekonomi, juara 3 kategori Geografi, dan juara harapan 1 kategori Sejarah pada tahun 2021 masih pada perlombaan Young Scientist Competitition (YSC) tingkat Jawa Barat.

Tahun 2021 (Guru Berprestasi Tahap 1)

Saya mendaftarkan diri menjadi guru berprestasi di GTK Madrasah dan Alhamdulillah lolos tahap 1. Saya juga memberanikan diri untuk mendaftarkan diri menjadi Ketua PGM Indonesia Kabupaten Garut meskipun kalah suara tapi dalam pemilihan polling saya mendapatkan banyak dukungan meskipun dari urutan satu menjadi kedua.

Hikmah dalam mengikuti pemilihan ini adalah menjadi pribadi yang kuat mental dalam menghadapi segala ujian dan rintangan hidup. Kesabaran dan kedewasaan membaca situasi dan kondisi yang ada menjadikan saya lebih matang dalam mengelola emosi meskipun sebagai manusia biasa dan menjadi seorang perempuan perasaan saya terkadang lebih mendominasi namun, saya segera menyelesaikan apapun masalahnya. Pemikiran solutif sering saya gaungkan karena manusia cerdas itu yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat. Manusia cerdas itu yang selalu mengingat kematian sehingga dalam mengisi hidup ini harus bermanfaat sebagai bekal kelak saat sudah meninggalkan dunia fana ini. Tahun 2021 juga saya naik golongan dengan lancar. Pada tanggal 1 April 2021 saya naik pangkat menjadi guru pembina golongan IV-a dan mendapatkan banyak rezeki di akhir tahun 2021 .

Tahun 2022 (Lolos AKMI Tahap 3 dan menulis 13 buku Antologi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun