Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

(3) Buih Menjadi Permadani

6 April 2022   17:40 Diperbarui: 1 Mei 2022   03:26 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Buih menjadi Permadani

(Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Tahun 2000 (S1 PAI)

Saya menempuh karir untuk pertama kalinya yaitu menjadi guru honorer. Saya mulai mengajar bahasa Inggris di MTs swasta di dekat tempat tinggal saya. Pada saat itu saya bertemu dengan kepala madrasah yang baik dan welcome. Saya memiliki ijazah Pendidikan Agama Islam (PAI) tapi kepala madrasah saat itu memberikan kesempatan kepada saya untuk mengajar bahasa Inggris sesuai dengan selera saya.

Cita-cita yang tak sampai akhirnya menjadi kenyataan. Pada saat itu saya mempertimbangkan terasa ada yang kurang dari diri saya mengingat menjadi  PNS itu sangat mustahil, begitulah pemikiran saya saat itu maka dari itu saya harus banting setir menjadi guru bahasa Inggris namun, apalah daya saya hanya seorang guru honorer "gaji yang saya dapatkan mana cukup?", saya menghela nafas panjang dan akhirnya saya memiliki ide untuk mengikuti kuliah kelas karyawan jurusan bahasa Inggris di STKIP Cimahi. Saya memperhitungkan bahwa saat itu saya sanggup untuk mengikutinya dikarenakan saya mendapat jatah Tunjangan Penghasilan Guru (TPG) dari dua sekolah yang berbeda yang dibayarkan setiap 3 bulan sekali. Saya nekad mendaftarkan diri dan lolos test.

Tahun 2004 (S1 Bahasa Inggris)

Sejak tahun 2004 saya sudah menjadi mahasiswi jurusan bahasa Inggris di STKIP Cimahi. Saya merasa sangat bahagia karena saya merasa inilah jurusan yang sejak SMA saya cita-citakan. Saya tidak menyangka Allah SWT memberikan kesempatan yang begitu manis pada saya. Saya biasanya pergi ke kampus naik kereta jinwes, begitu sebutan kereta Cibatu Purwakarta saat itu berangkat jam 05.00 WIB dari stasiun Cibatu dan pulang jam 16. 00 WIB.

Saya menjalani kuliah dari tahun 2004 sampai 2007. Saya bisa menyelesaikan lebih cepat karena Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) bisa dikonversikan dengan ijazah S1 PAI sebelumnya. Alhamdulillah saya bisa mengikuti sidang di kloter pertama dengan nilai urutan pertama. Semangat belajar saat itu sangat membara dikarenakan sesuai dengan apa yang saya telah cita-citakan sejak SMA yaitu menjadi guru bahasa Inggris padahal saya sudah punya gelar S.Ag pada tahun 2001. Jauh sebelum menjadi sarjana bahasa Inggris saya sudah memberanikan diri untuk membuka kursus bahasa Inggris di rumah. Saat itu yang mendaftarkan diri di tempat kursus saya sampai 100 peserta didik dari berbagai tingkatan dan dari berbagai sekolah di Cibatu Garut.

Nama tempat kursus saya adalah Nabila English course sesuai dengan nama anak sulung saya. Alhamdulillah dengan hanya modal nekat dan percaya diri akhirnya saya bisa mewujudkan cita-cita saya. Jika dilihat dari penghasilan saya saat itu, kemungkinan kecil saya bisa kuliah lagi karena untuk biaya hiduppun tidak cukup. Pada tahun 2004 saya baru memiliki satu anak perempuan jadi saya pikir kalau tidak sekarang kapan lagi saya bisa menyempatkan waktu untuk kuliah mungpung baru punya satu anak.  Pada tahun 2007 saya wisuda dan berhasil menyelesaikan kuliah S1 jurusan bahasa Inggris dengan IPK 3.45. Setelah mengajar di MTs swasta selama 10 (sejak tahun 2000 sampai tahun 2010) maka tahun selanjurnya saya pindah mengajar ke MTs swasta lainnya yang berbeda lokasi karena sejak diangkat PNS tahun 2007 saya diperbantukan untuk mengajar di MTs swasta mengingat di MTs negeri saat itu gurunya penuh.

Tahun 2010 (S2 PAI)

Pada tahun 2010 saya merasa lebih leluasa bergerak di madrasah ini. Seajak saya mendapatkan keajaiban pada tahun 2007 karena lolos validasi tanpa testing menjadi PNS maka saya mensyukuri kelulusan PNS inidengan mendaftarkan diri ke UIN SGD Bandung untuk mengikuti kuliah S2 dan Alhamdulillah lulus. Saya meminta saran kepada bapak kepala apakah saya harus daftar S2 jurusan bahasa Inggris atau linier dengan jurusan yang sesuai dengan PNS. Bapak kepala menyarankan saya daftar S2 sesuai dengan jurusan yang diangkat PNS yaitu PAI. Bismillah dengan izin Allah Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan kuliah dari tahun 2010-2012 dengan IPK 3.5. Perjalanan kuliah selama dua tahun di S2 tidaklah semudah membalikkan tangan. Saya menempuhnya dengan naik elf setiap hari Jumat dan hari Sabtu, menginap di rumah bibi dan di tahun terakhir S2 saya sedang mengandung anak ke tiga sampai lahir dengan lancar dan alhamdulillah masih bisa menyelesaikan Tesis dan wisuda.

Tahun 2013 (Menetap di MTsN 2 Garut)

Pada tahun 2013 saya mulai mengajar di MTs negeri. Pada saat itu ada guru PAI yang meninggal sehingga saya akhirnya bisa mengajar di tempat ini, inilah yang dinamakan keajaiban kenapa? Karena kalau tidak ada guru yang meninggal maka selamanya saya tidak akan bisa pindah ke MTs Negeri seperti tertera di surat tugas.

Saya ada kemungkinan harus pindah ke MTs swasta karena di MTs negeri pada saat itu gurunya penuh semua sehingga tidak ada celah untuk saya mengajar di tempat ini. Atas peristiwa kematian salah satu guru PAI maka saya diundang untuk mengajar sesuai dengan apa yang ditulis dalam SK PNS. Tahun 2013 kepala madrasah yang dulu pernah menjadi atasan saya di MTs Swasta pertama kali ternyata pindah ke MTs Negeri yang sama dengan saya bertugas nah, disinilah awal karir saya dimulai.

Perbedaan mengajar di swasta dan negeri dengan status PNS sangat terasa berbeda. Perbedaan yang sangat menonjol yaitu dari suasana pergaulan, status sosial, karakter guru-guru, dan sikap. Saya mengalami beberapa kejadian sentimentil. Saya yang diangkat PNS dari swasta merasakan ada diskriminasi sosial bahkan saya pernah disebut dengan guru uka-uka mungkin kalau diterjemahkan yaitu guru madrasah swasta yang tiba-tiba ada di MTs Negeri yang menyalib guru-guru honor negeri yang seharusnya merekalah yang berhak diangkat menjadi PNS terlebih dahulu bukan saya yang tadinya juga berasal dari MTs swasta. Nasib baik berpihak pada saya tapi dengan resiko banyak cibiran apalagi berkeliaran rumor miring. Saya menjalani ketimpangan ini selama 5 tahun lamanya, saya menahan segala amarah dan kekecewaan atas ketidakadilan dalam memperlakukan saya selama 5 tahun, sebentar ya penderitaannya? (miris sekali!).

Tahun 2018 (Lolos Test Keliling Indonesia)

Saya mengikuti test menulis kisi-kisi dan soal UAMBN sesuai mata pelajaran yang saya ampu yaitu Sejarah Kebudayaan Islam. Saya  terjaring 30 guru dari pendaftar 1.800 guru se Indonesia. Inilah asal karir saya naik karena saya sering dilibatkan dalam seminar nasional di wilayah Jawa dan Sumatera. Saya sempat mengikuti 12 seminar nasional dari tahun 2018-2019. Saya sempat mengikuti salah satu workshop tentang Riset di Jawa Timur yang ditindaklanjuti dengan studi banding bersama kepala madrasah yang baru ke MTsN 2 kota Kediri. Pada tahun 2019 saya mulai mempraktekkan apa yang telah saya dapatkan dari workshop dan studi banding tersebut.

Pada tahun 2019-2021 banyak prestasi yang telah diraih oleh anak didik yang saya bimbing. Saya tidak hanya membimbing tapi juga sekaligus menjadi supir mereka. Prestasi yang telah anak didik saya raih yaitu juara 6 kategori sosial humaniora pada perlombaan Al-Muttaqin Scientist Compettition (ASC) pada tahun 2020 dan juara harapan 1 pada tahun 2021, juara 1,2  dan harapan 1 kategori Sejarah, juara 2 kategori Geografi  pada perlombaan Young Scientist Competitition (YSC) tingkat Jawa Barat pada tahun 2020. Juara 2 dan 3 kategori Ekonomi, juara 3 kategori Geografi, dan juara harapan 1 kategori Sejarah pada tahun 2021 masih pada perlombaan Young Scientist Competitition (YSC) tingkat Jawa Barat.

Tahun 2021 (Guru Berprestasi Tahap 1)

Saya mendaftarkan diri menjadi guru berprestasi di GTK Madrasah dan Alhamdulillah lolos tahap 1. Saya juga memberanikan diri untuk mendaftarkan diri menjadi Ketua PGM Indonesia Kabupaten Garut meskipun kalah suara tapi dalam pemilihan polling saya mendapatkan banyak dukungan meskipun dari urutan satu menjadi kedua.

Hikmah dalam mengikuti pemilihan ini adalah menjadi pribadi yang kuat mental dalam menghadapi segala ujian dan rintangan hidup. Kesabaran dan kedewasaan membaca situasi dan kondisi yang ada menjadikan saya lebih matang dalam mengelola emosi meskipun sebagai manusia biasa dan menjadi seorang perempuan perasaan saya terkadang lebih mendominasi namun, saya segera menyelesaikan apapun masalahnya. Pemikiran solutif sering saya gaungkan karena manusia cerdas itu yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat. Manusia cerdas itu yang selalu mengingat kematian sehingga dalam mengisi hidup ini harus bermanfaat sebagai bekal kelak saat sudah meninggalkan dunia fana ini. Tahun 2021 juga saya naik golongan dengan lancar. Pada tanggal 1 April 2021 saya naik pangkat menjadi guru pembina golongan IV-a dan mendapatkan banyak rezeki di akhir tahun 2021 .

Tahun 2022 (Lolos AKMI Tahap 3 dan menulis 13 buku Antologi)

Hari itu ada telp dari bapak kepala MTsN 2 Garut, "bu, mau ikut AKMI tidak? Kalau mau ikut biar sekalian dibuatkan surat rekomendasinya". Saya menjawab, "siap, pak!. Setelah saya melengkapi semua persyaratannya dan menunggu kabar setiap seminggu sekali akhirnya saya lolos persyaratan administrasi hingga ke tahap 3 tetapi tidak sampai lolos ke tahap 5 sebagai tahap akhir dari test AKMI yang diumumkan pada bulan Maret lalu. Saya sudah mempersiapkan plan A, B, dan C untuk mempersiapkan diri saya agar kehadiran saya bisa tetap bermanfaat, Saya ambil plan B untuk menulis artikel, sejak Januari sampai Maret 2022 saya sudah menulis 21 artikel dan 13 buku Antologi.

Saya berharap tetap produktif di tengah kesibukan yang ada dengan cara mengikiti komunitas pegiat literasi di beberapa grup whatsapp sehingga saya tidak akan berhenti menulis karena banyak penulis yang tidak secara langsung menyemangati saya untuk tetap berkarya. Saya memasang target menulis 50 buku Antologi sampai Desember 2022 agar bisa mengejar ketinggalan dalam menulis. Terimakasih banyak saya ucapkan kepada teman-teman pegiat literasi, kehadiran kalian semua sangat berarti meskipun kita hanya saling mengenal dari tulisan masing-masing,

Pelajaran yang dapat saya ambil dalam menata karir saya yaitu hidup sejatinya adalah panggung ujian. Ujian itu tak mesti melulu berbentuk sesuatu yang buruk. Ujian bisa juga sesuatu yang baik. Allah SWT berfirman:

"Setiap jiwa pasti akan mati. Dan, Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; kepada Kamilah kalian kembali." (QS al- Anbiya' [21]: 35). 

Jangan takut menempuh jalan yang kamu yakini meskipun tidak ada satu orangpun yang mengikutimu. Kamu  bebas memilih hobi apa saja yang kamu sukai. Kamu tidak perlu ikut-ikutan orang. Jangan takut untuk terus belajar dengan baik, meskipun di luar sana banyak orang yang menghambur-hamburkan waktu mereka yang berharga. Ingatlah bahwa hal paling penting dalam hidupmu adalah memilih apa yang menjadi passionmu dan menjalaninya dengan sebaik mungkin. Bekerja keras dan meraih mimpi dari nol sampai puncak rasanya seperti buih menjadi permadani. Namun, jangan terjebak dengan rasa puas karena hidup terus berjalan maka teruslah raih dan wujudkan segala cita-cita yang belum terealisasi, jangan putus asa meskipun sempat kecewa kamu boleh jatuh tapi segeralah bangkit kembali. Manusia berencana Tuhanlah yang menentukan, yakinlah... semua akan tercapai melalui usaha dan doa!

Biodata

Nurul Jubaedah lahir di Garut, 19 Mei 1978. Pangkat/golongan  Pembina/IV-a. Latar belakang pendidikan D1 Akuntansi tahun 1995, S1 PAI di UNIGA tahun 2001, S1 Bahasa Inggris di STKIP Siliwangi Cimahi tahun 2007, S2 PAI di UIN SGD Bandung  tahun 2012. Lolos guru berprestasi tahap 1 di GTK Madrasah tahun 2021. Lolos Tahap 3 AKMI. Karya : 13 buku Antologi.

Mari bersilaturahmi teman!

Intagram              : nj_78

Facebook            : Nurul Jubaedah

Website               : Nurul Jubaedah

You Tube            : Nurul Jubaedah


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun