Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikirlah Sebelum Bicara agar Kelak Tidak Memungutnya

11 Februari 2021   08:58 Diperbarui: 12 Februari 2021   13:48 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat sulit untuk menempatkan pikiran di depan lidah sebelum berbicara. Namun yang paling mudah adalah mengucapkan segala yang dirasakan kepada kawan bicara. 

Dengan meletakkan akal setelah berbicara akibatnya tidak hanya orang lain yang harus mencerna kata-kata yang sudah diucapkan, kadangkala orang yang berucap pun harus menelaah kata-kata yang diucapkan karena jika ternyata ada orang yang merasa tersinggung.  

Kadangkala kata yang sudah kita pikir hingga perasaan juga sudah dilibatkan pun masih ada ganjalan jikalau ternyata tidak membuat orang yang kita ajak berbicara betul-betul memahami yang menjadi maksud pembicaraan. 

Misalkan saja kata yang keluar, "Sudahlah aku tidak mau biara dengan kamu lagi!" jikalau kalimat yang diucapkan akan dilaksanakan betul maka sudah ada satu mahluk Tuhan yang sudah dianggap tidak ada.

Jikalau saja masalah kata tidak ingin bicara itu dapat diselesaikan di dunia maka pertemanan itu akan terjalin. Namun saja jika kata-kata yang pernah diucapkan dan tidak sempat diperbaiki di dunia dan selanjutnya terbawa sampai akhirat tentunya jika yang percaya adanya hari akhir pasti akan menyesalinya. Karena siapa tahu kita nanti dikumpulkan sama-sama orang yang tidak disukai, tentunya juga di kumpulkan sama-sama orang yang disukai  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun