Mohon tunggu...
Nurul FitriFadilah
Nurul FitriFadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Problem Based Learning, Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Peserta Didik Membaca Teks Prosedur Bahasa Inggris

13 Desember 2022   22:15 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:55 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Model pembelajaran yang guru gunakan saat pembelajaran tentu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik. Selama ini, model pembelajaran yang dilakukan oleh guru monoton dan hanya berpusat pada guru. Guru memberikan materi lalu peserta didik mendengarkan. Sehingga muncul masalah berikut:

  • Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap teks bacaan bahasa Inggris
  • Peserta didik masih belum partisipatif

Masalah-masalah tersebut di atas terjadi karena pembelajaran masih menggunakan metode ceramah padahal pembelajaran di masa kini seharusnya menggunakan pembelajaran abad 21 yakni pembelajaran inovatif yang kemudian media yang akan digunakan akan lebih interaktif dan membuat peserta didik menjadi partisipatif.

Penulis yakin praktik ini penting untuk dibagikan sebagai acuan dan tolak ukur bagi rekan-rekan guru yang memiliki permasalahan yang sama. Sebagai guru, penulis mempunyai peran dan tanggung jawab untuk membangkitkan minat belajar dan pemahaman peserta didik dengan merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif.

Dalam mencapai tujuan tersebut, beberapa tantangan yang dihadapi antara lain :

Yang pertama dari diri penulis sendiri dalam persiapan pembelajaran yang kreatif, menarik dan inovatif agar peserta didik menjadi lebih partisipatif. Penulis harus belajar tentang model pembelajaran inovatif, menyiapkan media pembelajaran yang menarik dan interaktif. Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode Problem Based Learning memberikan kesempatan siswa aktif dalam proses pembelajaran atau berpusat pada siswa. Model Problem Based Learning dapat membantu guru, untuk mengelola proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (Utami & Astawan, 2020). Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan permasalahan yang nyata sebagai konten atau isi materi untuk bahan ajar bagi siswa untuk belajar dan berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah- masalah untuk mendapatkan pengetahuan (Utami & Astawan, 2020). Di mana model Problem Based Learning mempunyai ciri yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam merumuskan masalah dan mencari solusi pemecahan, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar (Febriana et al., 2020). Guru dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan, mendorong siswa untuk lebih aktif untuk memecahkan masalahnya. Model Problem Based Learning seperti menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok (Harapit, 2018), sehingga dalam model Problem Based Learning siswa di dalam kelompok-kelompoknya akan mencari tahu, mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui pembelajaran langsung (Utami & Astawan, 2020).

Yang kedua, peserta didik belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran inovatif yang mengharuskan peserta didik untuk belajar kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. Sehingga perlu waktu lebih untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Yang ketiga, penggunaan TPACK sebagai media ajar. Sarana dan prasarana sekolah belum mendukung untuk penggunaan teknologi sehingga peserta didik harus membawa alat sendiri agar bisa melakukan pembelajaran berbasis teknologi. Proses pembelajaran dengan teknologi menciptakan suasana belajar yang menarik dan efektif sehingga para peserta didik memperoleh pengalaman yang lebih baik yang meningkatkan aktivitas pelajar (Bardi & Jailani, 2015). Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk memilih model Problem Based Learning sebagai solusi untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas. Hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Lubis (2014) bahwa peningkatan kemampuan reading comprehension melalui model pembelajaran Problem Based Learning terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam proses praktik ini, dosen dan guru pamong membimbing penulis dalam proses praktik pengalaman lapangan. Selain itu, Kepala Sekolah dan rekan sejawat yang telah membantu dalam proses wawancara. Penulis juga meminta rekan sejawat untuk membantu proses  perekaman praktik pembelajaran.

Seorang guru professional harus mampu mengatasi tantangan tersebut dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut :

Guru harus belajar mandiri agar mampu menguasi model dan pembelajaran yang bervariasi sesuai kebutuhan peserta didik. Salah satunya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang secara tidak langsung memfasilitasi peserta didik untuk berpikir dan berperan aktif dalam pembelajaran.

Peserta didik harus dibiasakan untuk beradaptasi dengan model pembelajaran inovatif seperti Problem Based Learning (PBL) yang membuat mereka aktif sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman bacaan peserta didik dalam bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun