Praktik karya seninya mengeksplorasi kehidupan manusia dengan pemanfaatan perspektif ilmial dan spiritual manusia, setelah melakukan penelitian yang ekspensif di bidang geologi dan biologi ia berpindah mengalihkan perhatiannya pada fosil dan pengaruhnya terhadap penciptaan makhluk mitologi dan mempertannyakan keharmonisan lingkungan sekarang.
menggabungkan potongan, kolase kertas, dan cat, Ines Katamso memberikan kehidupan pada objek mikroskopis yang rapuh namun penting bagi mekanisme manusia. Seniman mengambil pendekatan dengan memberikan hubungan yang lebih besar daripada alam.
Citra Sasmita. Seniman visual Indonesia, lahir pada tahun 1990 di Bali. Ia mempertannyakan posisi wanita dalam segitiga kehidupan bersosial, berupaya mengguncang konstruksi normatif gender.
Sangat terikat dengan budayanya, Citra Sasmita meninjau kembali mitos Bali kuno dan menemukan kembali teknik dan bahan tradisional, serta menganalisis mengenai simbol-simbol nasional tentang kedudukan patriarki atau sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan aset.Â
Dalam karyanya tersirat bahwa karya seni ini menempatkan perempuan di jantung mitologi Indonesia, dengan menciptakan dunia fiksi setelah patriarkal.
Mira Rizki Kurnia. Lahir di Bandung pada tahun 1994, merupakan seniman yang memanfaatkan media baru untuk menciptakan karya interaktif. Mira Rizki sangat tertarik pada variasi suara pada konteks sekitar pendengar, mendengar menurutnya mengacu kepada stimulus yang bergantung kepada memori pendengaran dan lingkungan.
Terinspirasi dari peristiwa di Gwangju Mei 1980 dan Jakarta 1998, karya suara ini bertujuan untuk memahami bagaimana persepsi kita di bentuk oleh peristiwa masa lalu dan di pengaruhi oleh pihak berwenang.