Untuk menciptakan karya ini, Mira Rizki menggunakan karton dari negri Jakarta dan Gwangju serta mengumpulkan suara-suara sekitar dari situ-situ simbolik masing-masing kota.Â
Seniman menciptakan soundscape pendengaran baru, menceritakan perjalanan panjang bersejarah yang berakhir dengan keheningan, serta mengajak kepada audience berbagi dan bertukar kenangan pendengarannya.
Lala Bohang. Seniman berkelahiran Makassar dan alumni Universitas Parahyangan Bandung, mengekplorasi karya-karyanya dalam gaya bercerita dan gambar tentang kisah pribadi dan hal-hal rutin duniawi yang sering terlupakan membawanya kepada beberapa penerbitan buku ilustrasi yang sukses.
Melalui karya "The Journey Of Belonging" Lala Bohang mendekati sejarah sebagai sesuatu yang lain dari sekedar kronologi sederhana seperti yang di ajakan di sekolah.
Selain mengikat pada konsekuensi nasional dan internasional sejarah juga merupakan peristiwa yang terjadi pada tingkat yang lebih intim pada rumah dan keluarga.
Audya Amalia. Merupakan seniman visual berkelahiran 1996 yang berdomisili kota Bandung. Audya memulai karirnya pada tahun 2014 dengan mengikuti pelatihan di fakultas seni dan desain di mana pada saat itu ia mulai akrab dengan seni pahat, instalasi dan tekstil.
Ketertarikannya pada sejarah, spiritualitas dan kehidupan rumah tangga, Audya Amalia menggunakan pendekatan dialogis yang melibatkan estetika untuk membentuk tema-tema tersebut.
Karya yang mengundang dalam tindakan mengepang merupakan sebuah proses yang sangat simbolis dan intim bagi seniman. Melalui karyanya Audya Amalia ingin menghidupkan kembali kehangatan yang ia rasakan ketika sang ibu mengelus rambut serta mengepang rambutnya.
Yessi Nur Mulianawati. Selepas menekuni desain grafis seniman yang kerap disapa Yessie menjadi ilustrator dan seniman kota. Bersemangat dalam dunia seni sejak usia dini mengantarkannya berkeliling dunia dengan lukisan berwarna-warni yang menceritakan beragam kisah kepada penduduk kota.