Pada 5 November 2023 tepatnya di Taman literasi Blok M telah berlangsung acara "Piknik Jaga Bumi" dengan mengusung tema mengenal lebih dekat aksesibilitas kota Jakarta bagi rekan disabilitas. Kegiatan ini berlangsung dari jam 07:00 - 12:00 WIB di perpustakaan Taman literasi Blok M.
Kegiatan ini berkolaborasi bersama beberapa fraksi seperti HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia), WRI Indonesia yang merupakan lembaga penelitian independen demi pembangunan berkelanjutan, PT Integrasi transit Jakarta dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.
Dengan mengajak beberapa rekan disabilitas seperti rekan tuli, rekan netra, rekan daksa, rekan disabilitas mental dan disabilitas kognitif pada pagi itu maka perbincangan dan tukar topik pembahasan tentang aksesibilitas untuk disabilitas lebih terasa oleh para peserta yang mengikutinya.
Jika dilihat perkembangan tata kelola kota Jakarta kini semakin diperhatikan oleh pemerintah bukan hanya untuk Non disabilitas akan tetapi juga untuk para disabilitas dengan terbangunnya beberapa fasilitas TOD ( Transit Oriented Development ) yang memudahkan akses para disabilitas menjangkau armada transportasi dengan aman dan nyaman ditambah dengan fasilitas  akses Lift prioritas dan guiding block untuk tuna netra contohnya.Â
Pada pembahasan kali ini ada beberapa poin yang didapat dari diskusi peserta dan rekan disabilitas tentang hambatan mereka ketika menggunakan transportasi publik.
 - Jarak antara halte dan bus yang terlalu jauh untuk     penyandang disabilitas Fisik.Â
 - Waktu berhenti transportasi yang terlalu cepat pada    KRL untuk disabilitas netra dan fisik.
 - Banyaknya pedagang kaki lima yang menghalangi      guiding block pada trotoar yang mempersulit akses     rekan tuna netra.
- Kurangnya kesadaran akan kursi prioritas yang        sering dipenuhi oleh orang-orang non disabilitas      terkhusus jam sibuk.
- Jarak transit antar halte yang termasuk jauh.
- Kurang ramahnya para petugas saat ditanya.
- Untuk  armada seperti Mini Trans dan Jaklingko        masih sangat tidak ramah bagi disabilitas karena       kendaraan yang digunakan dan halte yang hanya      berupa tiang penanda bus stop saja.
- Pemasangan guiding block yang terkesan asal- Â Â Â Â Â Â Â asalan dan masih belum sesuai fungsi.
Jadi kurang lebih dari pada point diatas merupakan beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi untuk para pengelola fasilitas dan transportasi publik Kota Jakarta. Untuk mencapai titik seperti ini pihak pemda DKI Jakarta dan pemerintah pusat harus sangat bekerja keras dan gigih.
Semoga perbaikan dan pembaruan akan selalu dilakukan untuk kedepannya, agar masyarakat semua bisa merasakan bahkan beralih memilih menggunakan transportasi publik karna dampaknya akan lebih positif seperti mengurai kemacetan dan polutan di udara.
Dan diadakannya kegiatan ini juga merupakan salah satu misi dari HWDI dan WRI Indonesia dalam mendorong kebijakan agar tidak terjadi diskriminatif bagi penyandang disabilitas demi tercipta lingkungan yang damai tanpa membedakan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H