- Kurangnya kesadaran akan kursi prioritas yang        sering dipenuhi oleh orang-orang non disabilitas      terkhusus jam sibuk.
- Jarak transit antar halte yang termasuk jauh.
- Kurang ramahnya para petugas saat ditanya.
- Untuk  armada seperti Mini Trans dan Jaklingko        masih sangat tidak ramah bagi disabilitas karena       kendaraan yang digunakan dan halte yang hanya      berupa tiang penanda bus stop saja.
- Pemasangan guiding block yang terkesan asal- Â Â Â Â Â Â Â asalan dan masih belum sesuai fungsi.
Jadi kurang lebih dari pada point diatas merupakan beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi untuk para pengelola fasilitas dan transportasi publik Kota Jakarta. Untuk mencapai titik seperti ini pihak pemda DKI Jakarta dan pemerintah pusat harus sangat bekerja keras dan gigih.
Semoga perbaikan dan pembaruan akan selalu dilakukan untuk kedepannya, agar masyarakat semua bisa merasakan bahkan beralih memilih menggunakan transportasi publik karna dampaknya akan lebih positif seperti mengurai kemacetan dan polutan di udara.
Dan diadakannya kegiatan ini juga merupakan salah satu misi dari HWDI dan WRI Indonesia dalam mendorong kebijakan agar tidak terjadi diskriminatif bagi penyandang disabilitas demi tercipta lingkungan yang damai tanpa membedakan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H