Untuk pemasangan kran,  dia  mengerahkan beberapa tenaga  kerja. Mereka adalah tetangga dan para keponakannya.
Ketika diajak berbincang tentang usaha yang sedang digelutinya itu, Zarkani terkesan malu-malu.
 "Beliau kurang mau gaweannya ini diekspos, Bu. Tak enak, seolah-olah pamer. Cuman usaha rumahan kecil-kecilan hebohnya sejagat," kata  Lis isterinya.
Wanita 38 tahun itu mengaku, selama 2 bulan terakhir suaminya menerima order 4 ribu galon kran.
![Ember kran (sampel). Foto/NURSINI RAIS](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/28/94779967-1337171259810166-2471995837694083072-n-5ea7dedfd541df1a5379cc32.jpg?t=o&v=555)
Saat ditanya berapa harga jualnya per lusin, Lis manjawab, "Tidak sebarapa Bu. Hitungannya per biji. Cuman tiga puluhan ribu," katanya tersipu-sipu.
Kepada saya Lis sempat curhat. Bagaimana suaminya memulai usahanya dari menawarkan galon kosong ke warung-warung dan toko. "Puluhan kali ditawar belum tentu laku satu," kenangnya. Sampai akhirnya sang mantan TKI Malaysia tersebut dikenal sebagai satu-satunya orang yang bisa memproduksi depot air minum isi ulang di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
![Zarkani dan isterinya Lis. Foto/NURSINI RAIS](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/28/95328217-1337171293143496-155510934608019456-n-5ea7dfafd541df418342fd22.jpg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI