Untuk pemasangan kran,  dia  mengerahkan beberapa tenaga  kerja. Mereka adalah tetangga dan para keponakannya.
Ketika diajak berbincang tentang usaha yang sedang digelutinya itu, Zarkani terkesan malu-malu.
 "Beliau kurang mau gaweannya ini diekspos, Bu. Tak enak, seolah-olah pamer. Cuman usaha rumahan kecil-kecilan hebohnya sejagat," kata  Lis isterinya.
Wanita 38 tahun itu mengaku, selama 2 bulan terakhir suaminya menerima order 4 ribu galon kran.
Saat ditanya berapa harga jualnya per lusin, Lis manjawab, "Tidak sebarapa Bu. Hitungannya per biji. Cuman tiga puluhan ribu," katanya tersipu-sipu.
Kepada saya Lis sempat curhat. Bagaimana suaminya memulai usahanya dari menawarkan galon kosong ke warung-warung dan toko. "Puluhan kali ditawar belum tentu laku satu," kenangnya. Sampai akhirnya sang mantan TKI Malaysia tersebut dikenal sebagai satu-satunya orang yang bisa memproduksi depot air minum isi ulang di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H