Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah Dibebaskan, Oknum Mantan Napi Berulah Lagi

17 April 2020   13:20 Diperbarui: 17 April 2020   13:44 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sesuai menghadiri Rapat Paripurna ke 26 DPR Masa Sidang V Tahun Sidang 2017-2018 yang menyetujui pengesahan RUU Antiterorisme menjadi undang-undang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/05/2018). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Menurut tetangga dekatnya, profesi ini digelutinya sejak dia berumur 6 tahun. Bermula dari kecil-kecilan. Seperti, mencuri telur ayam tetangga, terus ke ayamnya, berlanjut ke hal-hal lain yang agak lebih besar.  Sampai mengantarkan dia ke jeruji besi. 

Mungkin selama di bui dia banyak belajar kepada rekan sesama napi. Hingga keluar dari penjara, dia bukan berubah menjadi lebih baik.  Namun membuat dirinya bertambah "gila". Dia tak lagi main di level desa. Sasarannya orang-orang berduit di ibu kota provinsi.

Di sana pula dia menetap. Pulang kampung sekali-sekali. Zaman itu, di kampung saya belum ada warga setempat yang mampu membeli sepeda sport. Dia punya sampai 3 dan 4 unit beragam warna.

Saat LM memasuki usia 4 puluhan, 2 adik lelakinya sepakat mengadakan resolusi damai. Mereka minta agar sang kakak tidak mencuri lagi dan menetap di kampung berkumpul bersama sanak keluarga.  Segala biaya hidup dia, isteri dan 4 anaknya mereka berdua yang menjamin.

Eksekusinya lancar.  LM menjalaninya tanpa masalah. Orangtuanya bahagia, saudara-saudaranya bangga.

Kabanggaan mereka berkali lipat, karena LM diterima pula bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai satpam.  Ya, personel keamanan kan  harus jagoan.  Biar perusahaan aman.

Lengkaplah sudah kebahagian keluarga dan anak isteri LM. Gaji dari perusahaan dapat, subsidi dari saudaranya tak pernah macet.

Tapi apa yang terjadi. Ibarat seekor anjing, sekenyang apun dia makan kalau ketemu daging tergeletak,  pasti dia makan. Setidaknya sedikit mencium.

Mungkin dia ngiler melihat barang-barang perusahaan yang kira-kira mudah dijual. LM tak tahan godaan. Pertahanan imannya jebol.

Saya tak tahu dan memang tak mau tahu jenis barang yang dia gondol. Kisah masa tuanya ini saya peroleh dari sanak keluarga di kampung. Sebab, isteri  pelaku kakak sepupu saya.

Persoalan baru pun muncul. Gara-gara  diburu polisi, dia kabur. Kemana lagi? Kalau bukan kembali ke profesi semula.  Sampai akhirnya dia nikah lagi dengan perempuan lain, terus  sakiit-sakitan dan meninggal dalam usia lima puluhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun