Supel, ramah, mudah bergaul, menyenangkan diajak bekerja sama dalam kelompok. Walau dia  anak pengusaha kaya raya,  penampilannya sederhana dengan kacamata tebal, berbicara suaranya lembut. Demikian seorang Reynhard Sinaga di mata teman-temannya, yang dilansir oleh banyak sumber.
Seperti ramai diberitakan, Reynhard Sinaga adalah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang  menuntut ilmu di Inggris.Â
Mulai Agustus 2007 dia  kuliah di Universitas Manchester untuk meraih gelar MA di bidang sosiologi.  Kemudian, Agustus 2012, melanjutkan ke  Universitas Leeds untuk gelar PhD dalam bidang Human Geography.
Dia divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, Senin (6/1/2020), karena terbukti bersalah atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual pada 48 korban.  Perbuatan tersebut dilakukannya mulai  1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017 di apertemennya.
Tak pelak, manusia sejagat heboh. Maklum. Urusan seks, enak manis untuk dikonsumsi.Â
Seharusnya publik tidak perlu serius menganggapi. Â Apa lagi mengutuknya berlebih-lebihan. Karena hal tersebut bisa menimpa siapa saja. Dimana dan kapanpun. Â
Reynhard Sinaga sendiri menganggapnya biasa-biasa saja. Selama proses persidangan sampai vonis dijatuhkan, Â tak nampak raut penyesalan di wajahnya. Secara konsisten dia mengatakan bahwa hubungan seksual yang dia lakukan atas dasar suka sama suka. Tetapi fakta persidangan tak bisa berdusta.
Saya tak dapat membayangkan kekecewaan yang dialami kedua orangtua dan adik-adiknya. Terutama ibunya.  Andai dia bisa memilih jadi orang biasa dengan harta seadanya,  asalkan putra-putrinya tak banyak tingkah. Atau kaya raya seperti dia sekarang tetapi anaknya dipenjara seumur hidup di negeri orang. Mungkin dia memilih alternatif pertama.
Selama ini sang ibu tahu Reynhard anak baik, cerdas, dan rajin beribadah. Entah itu pula alasan dia memberikan  kepercayaaan kepada Reynhard untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Ternyata darah dagingnya itu adalah seorang pengkhianat berdarah dingin. Berkhianat kepada orangtua dan berkhinat  pada dirinya sendiri.  Ibu mana yang tidak sedih, coba.
Tapi sangat disayangkan, orangtuanya kurang arif. Padahal, banyak sumber menyebutkan, bahwa dari awal Reynhard tak pernah menutupi orientasi seksualnya. Justru selama berada di Manchester  terang-terangan dia mengatakan dirinya seorang  homoseksual. Beberapa temannya pun mengatakan bahwa ia sering berganti teman sekamar di apartemennya.
Anehnya, ketika dikonfirmasi oleh awak media, ayah kandungnya cuma menjawab, "Kami menerima keputusan itu. Hukumannya sesuai dengan kejahatannya. Saya tidak mau membahas ini lebih jauh."