Jamaluddin menambahkan, "Antusiasme masyarakat itu menular kepada pembalap sehingga kecepatan meningkat. Sehingga Jarak 82,9 kilometer dilibas cuma dalam waktu 1:50:06 oleh pemenangnya. Padahal diperkirakan lebih dari dua jam."
Meskipun etape VII  adalah lintasan terpendek  pada TdS tahun ini, namun karakter lintasan yang berupa pegunungan dengan dua tanjakan dan dua titik sprint dipastikan cukup memberikan tantangan bagi pembalap.
Sementara untuk kategori Raja Tanjakan, berhasil direbut oleh Ismael Grospe Jr dari Go For Gold Philippines. Sedangkan pembalap Indonesia, Agung Sahbana dari KFC Cycling Team berhasil meraih gelar juara untuk kategori Best Indonesian Rider dengan catatan waktu 26 jam 49 menit 47 detik.
Panitia TdS juga mengumumkan pembalap terbaik spesialis sprint yang masih dipegang oleh Jesse Ewart dari Sapura team, Malaysia, dengan 67 poin. Sementara best Climber atau raja tanjakan di raih oleh pembalap Ismael Grospe dari team G4G dengan 67 point.
Untuk diketahui, pada etape VII ini diterjunkan 75 pembalap dari 23 negara. Jumlah ini jauh berkurang dari 108 peserta  pada awal etape I, 2 November 2019. Hal ini dapat dimaklumi, sepanjang ajang berlangsung, satu-persatu pembalab tumbang dengan berbagai alasan.  Â
Saya hafal persis karakter medan yang akan mereka tempuh, khususnya antara Kota Sungai Penuh-Perbatasan Sumatera Barat.
Begitu keluar dari Kota Sungai Penuh, pembalap akan disambut puluhan tikungan dan tanjakan yang super tajam. Selepas itu, sebagian kiri kanannya  menganga jurang yang dalamnya puluhan meter. Di sini ketangguhan mereka akan dipertaruhkan.  Judulnya saja menembus punggung  Bukit Barisan. Kurang lebih 50an km dari jarak yang harus mereka selesaikan sejauh 212,9 KM.