Ke dua, Sebagian besar sopirnya kejam terhadap kernet. Saat akan melewati jalan berlubang yang digenangi air, sang karnet diminta turun untuk manjajaki bagian jalan mana kira-kira yang bisa dilewati.Â
Tak peduli momennya di tengah hutan pada malam hari yang hanya disoroti lampu mobil, disertai hujan dan kinyauan petir, Â titah sopir wajib dilaksanakan. Â
Andai salah menganalisa instuksi, sekalian hewan di laut dan gunung  ikut memaki. Yang dicerca pasrah  tak berdaya, seperti batu dipukul palu.
Sekarang nyaris tak ditemui lagi pengemudi sesadis itu.Terhadap penumpang pun mereka sangat santun. Mungkin karena rata-rata mereka berpendidikan yang cukup, didukung  sarana dan prasarana yang memadai.Â
Umpamanya jalan bagus, mobil memenuhi standar  layak beroperasi dan lain sebagainya.  Namun, risiko tetap mengintai kapan dan di mana saja.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H