Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menulis dari Sahabat Pena, Honornya 5 Ribu Plus Tiket ke Istana

21 September 2018   22:40 Diperbarui: 22 September 2018   02:56 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha tak pernah membohongi hasil. Dari sekian banyak kompetisi yang saya ikuti, jebol ke final dua kali. Yaitu, Lomba Karya Tulis Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional.  Pertama tahun 2002.  Ah, senangnya tak terkira. Dan yang paling berkesan, seluruh finalis priode itu diundang ke Istana. Bertemu Ibu Megawati dan Taufik Kemas. Tahun berikutnya kalah, 2004 masuk final lagi, Ketemu SBY di Istora (GBK). Saya berpikir, inilah honor termahal yang saya terima dari hasil menulis.

Dokumen pribadi (2002)
Dokumen pribadi (2002)
Di Jakarta kedua naskah saya itu tumbang. Tetapi saya memantaskan diri menyandang status finalis bergengsi. Saya sering dibully anak cucu. "Ah, Nenek.   Dasar orang kampung. Begitu aja ngaku bergengsi."

"Ya, ialah. Tidak semua orang dapat meraihnya."

Setelah itu, tiga kali berturut-turut saya mengirim naskah. Ketiganya tereliminasi dan tak pernah diperhitungkan lagi.

Usai pertemuan dengan SBY tahun 2004. Dokumen pribadi
Usai pertemuan dengan SBY tahun 2004. Dokumen pribadi
Semua karya tulis bekas lomba tersebut saya perbaikan di sana sini. Terus saya ajukan ke tim penilai angka kredit di Jakarta untuk kenaikan pangkat ke golongan IV/B. Kesuksesan berikutnya mengahampiri.  Golongan IV/B meluncur ke pangkuan. 

Ajuan berikutnya ke golongan IV/C. Enam bulan menjelang pensiun, angka kreditnya menyusul. Sayangnya kurang dua poin. Karena kejar-kejaran dengan masa pensiun, tak ada kesempatan lagi untuk melakukan penelitian tambahan. Ya sudah.  Saya cukup puas dengan golongan yang ada. Pencapain ini didukung oleh kegiatan menulis. Meskipun kemampuan saya berdiksi sangat miskin.

Yang membesarkan hati, di usia senja ini saya berkesempatan bergabung di Kompasiana, bertemu penulis-penulis jempolan. Secara tidak langsung saya banyak belajar dari tulisan-tulisan mereka yang super keren.

Terakhir saya mohon maaf sekiranya kisah ini terkesan ria. Niat saya hanya menyemangati  diri. Syukur-syukur  kaula muda juga termotivasi. Salam santun dari Pinggir Danau Kerinci.

****

Simpang Empat Danau Kerinci, 21092018

Nenek 4R

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun