Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ritual Pelepasan Calon Jemaah Haji dalam Tradisi Masyarakat Kerinci

27 Juli 2018   22:26 Diperbarui: 28 Juli 2018   18:22 2324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Jamaah Haji keluar dari Masjid usai upacara pelepasan oleh masyarakat desa (dikumen pribadi)

Dahulu, pertama masuk ke daerah Kerinci, saya pernah menangis  sendiri di dalam selimut. Teringat badan sebatang kara di rantau orang.  Kenapa tidak. Dari jauh sayup-sayup irama tale membelah sunyi.  Entah kenapa.  Saat itu bisa-bisanya diri ini terbawa perasaan. Padahal saya belum mengerti pantun apa yang mereka dendangkan, jaraknya pun jauh entah berapa kilo meter dari kediaman saya, yang berbatas dengan lahan sawah.

Rupanya,  tukang tale berkisah tentang perjalanan haji dan rangkaian-rangkaian  ibadah yang akan diamalkan kelak selama berada di Tanah Haram. Sedangkan di antara  orang-orang yang berkisah sendiri belum pernah menginjakkan kakinya di tanah Arab. Mereka hebat  luar biasa.

Setiap desa punya grup tale tersendiri. Makanya hampir tiada gelap tanpa tale melewati malam bulan Zulkaedah .

Mulai zaman saya (2009), dalam kegiatan manasik, pihak penyelenggara haji dalam hal ini karyawan Kementrian Agama yang ditunjuk, mengimbau agar kegiatan pertalean dihentikan. Minilal dikurangi. Cukup satu atau dua kali saja. Alasannya, agar tidak mengganggu tidur calon jamaah yang dikhawatirkan berefek buruk pada kesehatannya.

Larangan tersebut suatu kemustahilan. Siapa yang berani menolak, jika ada tamu yang mau datang. 

  • Pelepasan resmi dari masyarakat

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Pagi sebelum jamaah meninggalkan desa, para tetangga, kerabat dan handai taulan  shalat Subuh bersama di rumah masing-masing calon. Usai berkemas dan sarapan pagi, jamaah diarak menuju Masjid untuk berkumpul bersama anggota lainnya. Tangis haru sanak keluarga pecah setelah suara azan berkumandang di depan pintu, calon haji siap  meninggalkan pekarangan.

Sempai di Masjid acara, dimulai dengan kata sambutan berisi pesan dan pelepasan dari perwakilan ulama atau tetua. Ditutup dengan doa dan bersalam-salaman. Azan berkumandang untuk kedua kalinya di depan pintu Masjid, mengantarkan jamaah beranjak pergi.

Dari Masjid, calon jamaah diarak lagi ramai-ramai dengan salawat dan zikir menuju jalan raya. Di sana mobil angkutan siap menanti membawa rombongan ke ibu kota kabupaten. Selanjutnya bergabung dengan jamaah dari kecamatan lain. 

Acara belum berakhir. Masih ada agenda yang harus mereka ikuti. Yakni, kegitan pelepasan oleh Bupati dan Kepala Kantor Kementrian Agama Kerinci.

Sebagai informasi tambahan, gara-gara ikut berpartisipasi, pada hari keberangkatan jamaah haji tidak seorang pun murid SD yang  hadir ke sekolah (khusus desa saya). Sampai berbusa pun mulut Bapak dan Ibu Guru menyerukan, agar tetap ke sekolah dan belajar seperti biasa, mereka tidak mengubris. Kondisi ini telah berlangsung sejak dahulu kala. Sehingga telah membudaya dan mendarah daging. Semoga tahun ini  hal serupa tidak terulang. Karena  rencana  jamaah bertolak dari kabupaten, Selasa malam tanggal 7 Agustus 2018. Berarti pelepasan dari desa dilaksanakan Selasa sore, di luar jam sekolah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sibuk, memang iya. Namun di sini pula seninya. Tak seru  tanpa adanya ribet-ribetan. Justru keunikan ini pula yang menjadi daya pikat sebagian  para perantau Kerinci.  Mereka sengaja pulang ke kampung  halaman untuk mendaftar dan berangkat haji.  Terlebih perantau dari Malaysia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun