Kupegang erat-erat
Wah ini lebih menarik. Menggambarkan anak galau dan sangat sedih ketika ada balonnya (yang hijau) meletus. Bahkan si anak pun mulai belajar dari kejadian itu, bahwa dia tidak mau kehilangan balonnya yang lainnya lagi. Sebab dengan berkurang satu aja sebenarnya warni-nya sudah beda, tentu keindahannya tidak seindah ketika keseluruhan masih lengkap.
Untuk itu si anak harus diajari teori untuk mempertahankan balon tidak pecah. Misalnya, balon itu bisa pecah karena dua faktor, pertama factor dari dalam (internal) dan kedua dari luar (eksternal). Untuk itu si anak diberitahu untuk meminimalisir gesekan-gesekan, atau mengurangi tekanan udaranya.
Nah… pengalaman tentang penyebab kehancuran masyarakat pun bisa diajarkan kepada anak. Bahwa gesekan-gesekan di masyarakat yang tidak dikendalikan dengan baik dan benar, ternyata bisa menimbulkan perpecahan. Bukan itu saja, tekanan yang tidak terkendali dari dalam masyarakat, seperti memanggap diri lebih baik dan lebih penting ternyata bisa menjadi pemicu untuk membenci pihak lain, dan itu dapat menimbulkan perpecahan juga kan?
Gimana….lagunya menarik bukan? Mari kita ajari anak kita dengan lagu ini, tapi lengkap dengan filosofi dan maknanya ya! Istilahnya beli satu dapat dua. Sehingga kemudian hari anak-anak kita menjadi orang yang menghargai perbedaan, toleransi dan kerukunan.
Udah…. Kalau begitu saya mau lanjutin ngajarin Balonku Ada Dua ke anak saya.
Salam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H