Bahasa itu berubah dan berkembang, seperti asmara dan berat badan.
Contohnya, "buku" (dari "boek", bahasa Belanda) dan "kitab" (dari "kitaabun", bahasa Arab) awalnya berbagi pengertian dan definisi yang sama.
Namun, seiring waktu, terjadi penyempitan makna, Â "kitab" lebih condong dikhususkan untuk bidang keagamaan sementara "buku" lebih bersifat umum.Â
Kendati dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lema "kitab" masih memuat pengertian "buku" atau "bacaan".
Perang Padri
Hal sebaliknya justru terjadi pada kata "padri" (bentuk tidak bakunya adalah "paderi").
Kata yang konon berasal dari bahasa Portugis (bahasa resmi di negara Portugal) "padre" ini berarti "pendeta".Â
Kata "padri" sempat meluas maknanya ketika disematkan oleh penjajah Belanda pada kaum pemuka agama pendukung pemurnian ajaran Islam di Minangkabau yang antara lain dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol (Muhammad Syahab), Haji Miskin, Tuanku Nan Receh dan Tuanku Pasaman yang rata-rata sempat lama bermukim di Tanah Suci Mekah ketika menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.