Di balik kebesaran seorang laki-laki selalu ada peran perempuan di belakangnya.Â
Ya, karena dorongan perempuan seperti ibu atau istri, seorang laki-laki dapat maju.
Berdasarkan riset yang dilakukan Allan dan Barbara Pease dalam buku Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps (2001), hal itu dimungkinkan karena hormon estrogen perempuan mendorong sel-sel syarafnya menumbuhkan hubungan yang lebih banyak di dalam otak dan di antara kedua belahan otak.Â
Inilah yang menjadikan perempuan memiliki intuisi yang lebih peka dan penginderaan yang lebih luas sehingga perempuan mampu membuat penilaian dengan begitu cepat dan tepat tentang orang-orang dan situasi mereka berdasarkan intuisi saja.Â
Lihatlah peran Khadijah yang menyokong perjuangan Rasulullah Muhammad SAW menyebarkan Islam dengan harta dan jiwanya di tengah tindasan kaum kafir Quraisy durjana dan dominan.Â
Meskipun akhirnya Khadijah harus berpulang lebih dahulu ke haribaan Allah sebelum melihat keberhasilan perjuangan suami tercintanya.
Demikian juga adanya semangat Fatmawati (sebelumnya bernama "Fatimah"), istri pertama Bung Karno, yang menjahit sang saka Merah Putih dengan tangannya sendiri untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.Â
Meskipun akhirnya putri tokoh Muhammadiyah Bengkulu itu memilih meninggalkan Bung Karno karena menolak dimadu.
Tapi apakah hanya perempuan yang Tuhan karuniai kepekaan untuk memahami?Â
Sehingga jika terjadi kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selalu lelaki saja yang dipersalahkan?Â