Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Cerita Rakyat] Tiga Jurus Hikmah dari Si Pitung

10 Januari 2021   22:51 Diperbarui: 10 Januari 2021   23:00 5226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Si Pitung yang menjadi Museum Si Pitung di Marunda, Jakut/Foto: historia.id

Alhasil, Si Pitung menjadi target buruan dan pengejaran pihak kepolisian Batavia yang dipimpin oleh A.M.V Heine, seorang komisaris polisi Karesidenan Batavia.

Di akhir cerita, karena dikhianati sahabatnya, Si Pitung yang dikabarkan memiliki ilmu kebal kehilangan kesaktiannya dan gugur ditembus peluru khusus Kompeni Belanda berupa pelor mas (peluru emas) yang dibuat khusus untuk membunuh Si Pitung.

Dan, konon untuk mencegah Si Pitung hidup kembali berkat ajian Rawarontek yang dimilikinya, Kompeni Belanda memutilasi jenazah Si Pitung menjadi beberapa bagian dan menguburkannya secara terpisah di beberapa tempat, antara lain di Marunda, Kebon Jeruk, dan Jatijajar (Tapos, Jawa Barat).

Tiga jurus hikmah

Apa pun kontroversi seputar Si Pitung, apakah mengacu pada orang perseorangan (natural person) maupun pergerakan (movement) atau kelompok (association), sekurang-kurangnya ada tiga jurus hikmah kehidupan yang dapat kita pelajari dari cerita rakyat Si Pitung.

KBBI mendefinisikan "hikmah" sebagai "(1) kebijaksanaan (dari Allah SWT); (2) sakti; kesaktian; (3) arti atau makna yang dalam; makna yang terkandung di balik suatu peristiwa; manfaat".

Dalam pengertian yang ketigalah kita akan mencerap (mengambil intisari dari suatu kejadian dan sebagainya) pelajaran kehidupan dari folklor legendaris tersebut.

Jurus pertama: Bersatu kita teguh; bercerai kita runtuh. Sebut saja jurus pertama ini jurus persatuan. Nasihat klasik nan lawas yang menjadi hukum besi kehidupan, tidak lekang dimakan zaman atau waktu.

Si Pitung, baik ia sendirian maupun berupa pergerakan, sejatinya karena bersatu maka mereka teguh dan keberadaannya ditakuti.

Dengan organisasi begal yang direorientasikan kembali atau dengan Gerakan Pituan Pitulung, kekuatan para jawara silat Betawi tersebut terkonsolidasi dan melebur. Ditambah lagi dengan kesatuan visi dan misi untuk membela kaum lemah, yakni petani dan buruh, di Batavia dari penindasan kaum tuan tanah dan Kompeni Belanda.

Di sisi lain, di akhir hayatnya, mereka terkalahkan karena tercerai berai. Kelompok Si Pitung yang tidak lagi solid, karena pengkhianatan salah seorang anggota kelompoknya, akhirnya hancur lebur. Si Pitung ditembak mati,  demikian juga beberapa kawan seperjuangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun