Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Hari Ibu Bukan Hari Perempuan?

22 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:38 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kongres Perempuan Indonesia yang melahirkan Hari Ibu/Sumber: padamu.net

Jadi, menurut Freud, kerap terjadi persaingan dan kecemburuan perempuan terhadap laki-laki atas "apa yang tidak dipunyainya" itu. Kelak, muncul derivat teori Freud tersebut dalam seksologi untuk menjustifikasi kecenderungan perempuan dan laki-laki terhadap perilaku seks fellatio dan cunnilingus.

Namun kegelapan tidaklah abadi. Selalu ada fajar sadik ketika malam kian gelap. 

Ketika gerakan Women's Lib mengusung emansipasi perempuan pada awal 60-an, dengan puncaknya pada 1978, kalangan aktivis perempuan bergerak menuntut hak-hak kebebasan di segala bidang. 

Akan tetapi jika air bah terlalu lama dibendung maka bendungan akan jebol juga. Dari ekstrem ditindas pun pendulum perubahan meluncur menuju ekstremitas yang lain.

Wacana pro-choice (pro-aborsi) dan sederet anomali yang menentang hukum besi alam dan fitrah Tuhan bermunculan dengan merujuk pada prinsip Women's Lib bahwa "perempuan berhak sepenuhnya atas tubuhnya dalam melakukan aborsi, hubungan seks dan menampilkan keindahan tubuhnya di depan khalayak".

Padahal Hak Asasi Manusia (HAM) sejati yang diakui pada 10 Desember 1948 di San Francisco, Amerika Serikat (menurut World Book Dictionary), adalah "the rights of all human being to fair treatment and justice and to all basic needs such as food, shelter and education." 

Hak-hak seluruh umat manusia atas perlakuan yang adil dan keadilan dan atas seluruh kebutuhan dasar seperti makanan, perlindungan dan pendidikan.

Ada hukum besi pergaulan yang banyak dikutip para begawan motivasi mulai dari Napoleon Hill hingga Stephen Covey bahwa kita harus menghargai diri kita dahulu sebelum menghargai orang lain. 

Seberapa layak kita menghargai diri kita sendiri semelimpah itu pula orang akan menghargai kita. Demikianlah semestinya kita memposisikan perempuan dalam fitrah Tuhan.

Muliakan perempuan, muliakan ibu kita. 

Jika bunda atau mamakmu masih di sisimu, ambil tangannya dan ciumi mesra dengan ikrar janji takkan lagi kita menyakiti dia punya hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun