Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

5 Mitos Pembunuh Mimpi Penulis

10 Mei 2020   21:47 Diperbarui: 10 Mei 2020   22:03 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "Tasawuf Modern" karya Buya Hamka/Sumber: Dokpri - Nursalam AR

Lagipula, berdasarkan penelitian, kebanyakan orang rata-rata hanya mengaktifkan sepuluh persen kinerja otaknya untuk berpikir. Nah, para jenius dunia seperti ilmuwan Albert Einstein atau musikus Wolfgang Amadeus Mozart konon persentase kinerja otaknya lebih dari persentase itu.

Back to laptop, terlepas dari apa pun hasilnya, intinya, menulis itu tidak sulit sepanjang diusahakan. Sejatinya, sulit atau mudah hanya masalah pikiran kita saja. Sama seperti rasa takut.

Cover buku
Cover buku "Mengarang Itu Gampang" karya Arswendo Atmowiloto/Sumber: goodreads.com

Mendiang Arswendo Atmowiloto, sang novelis Keluarga Cemara dan Imung, dalam buku legendarisnya berjudul Mengarang Itu Gampang (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1982) banyak memberikan tips menulis gampang. Antara lain, membiasakan menulis setiap hari, terlepas dari apa pun kesibukan kita.

Sejak pertama kali membaca buku MIG, yang merupakan koleksi pribadi kakak saya yang wartawan dan editor, tips rutin menulis itu mulai saya praktekkan. Sayang sekali koleksi itu ikut hancur karena banjir bandang Jakarta yang menimpa rumah orang tua saya pada 2007.

Rutinitas menulis itu juga yang dianjurkan oleh Mohammad Diponegoro, salah seorang sastrawan Indonesia, dalam sebuah buku teknik menulisnya Yuk, Nulis Cerpen Yuk! (Shalahuddin Press, Yogyakarta, 1985).

Menurutnya, rutinitas dan pengulangan kebiasaan itu yang akan memunculkan "jin ifrit" dalam diri kita, yang menggerakkan insting atau intuisi otomatis kita.

Contohnya, jika kita terbiasa mengetik, maka "jin ifrit" itulah yang membimbing jemari kita mengetik dengan akurat, meskipun kita mengetik sembari ngobrol atau menonton TV. Demikian juga dengan menulis. Alah bisa karena biasa.

Baca Juga: Komentar Basa-basi, Salahkah?

Mitos ketiga: Menulis itu harus berbobot

Sekali lagi, percayalah, jika ada yang mengatakan itu, mungkin ia oknum penulis senior yang ingin menjatuhkan mental seorang calon penulis atau penulis baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun