Hal ini dimungkinkan karena King fokus pada pekerjaan yang akan dikerjakan dan berprinsip untuk tidak menunggu ide, ilham atau inspirasi datang sendiri.
Menurutnya, inspirasi akan datang sendiri jika kita telah menetapkan jadwal dan target menulis setiap hari secara rutin. Inspirasi itu dijemput, bukan ditunggu, menurut King.
Seperti pada kegiatan olahraga, masih menurut King, hal terbaik adalah menetapkan target yang rendah terlebih dahulu agar tidak dihinggapi kekecewaan.Â
Dengan tujuan yang telah ditetapkan, kita dapat terus bekerja hingga target menulis tercapai. Dan akan sangat bijaksana untuk mengurangi hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti TV, radio, ponsel atau videogame, jika memungkinkan.
"Ketika menulis, engkau ingin menjauh dari situasi dunia, bukan? Ya, tentu saja. Ketika menulis, engkau sedang menciptakan duniamu sendiri," ujar King.
Jurus keempat: Riset
"Kalau kau tidak mematuhi aturan untuk menulis apa yang kau ketahui, maka riset menjadi suatu keharusan dan riset dapat memperkaya tulisanmu. Jangan sampai hal-hal tidak penting mendominasi tulisanmu", begitulah advis Stephen King kepada kita.
Petuah King ini layak disimak, "Tulislah apa yang kau sukai, lalu tambahkan aspek kehidupan dan buatlah menjadi karya unik dengan cara mencampurnya dengan pengetahuan pribadimu sendiri tentang kehidupan, persahabatan, hubungan antar manusia dan pekerjaan. Terutama masalah pekerjaan. Orang suka membaca tentang pekerjaan..apa yang kau ketahui membuatmu menjadi unik dalam beberapa hal."
Dan aspek pengetahuan dan keunikan itu salah satunya dapat dicapai melalui riset yang gigih dan tekun. Dan di era 4.0 seperti saat ini, para calon penulis dan penulis pemula dipermudah dengan keberadaan Google dan Internet yang bahkan ada di genggaman tangan.
Berbeda dengan para penulis angkatan sebelumnya yang harus rajin mengunjungi banyak perpustakaan umum atau keluar masuk toko buku atau lapak penjual buku bekas guna mendapatkan data atau dokumen yang diperlukan untuk memperkaya tulisan mereka.
Alhasil, jika di zaman sekarang masih ada penulis yang malas riset data untuk melengkapi tulisannya, itu, meminjam istilah populer dari sang raja dangdut Rhoma Irama, "sungguh terlalu".
Jurus kelima: Menulis dengan lepas, tanpa bebanÂ
Ya, menulislah dengan lepas, tanpa beban. Saya pribadi mengibaratkan seikhlas orang buang hajat. Tiada beban, ikhlas, lepas. Tanpa rasa bersalah atau penyesalan.