Demikian terus hingga dinding itu penuh dengan slip penolakan, sampai usianya 16 tahun saat karya pertamanya berhasil dimuat. Ia terus konsisten dan gigih menulis kendati ditolak terus selama tiga tahun lebih!
"Menulis itu pekerjaan orang yang kesepian. Punya orang yang mempercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Mereka tidak harus menyusun pidato. Hanya percaya saja biasanya sudah cukup," tulis Stephen King.Â
Beruntunglah King didampingi sang istri, Tabitha, yang memahami dunianya serta mendampinginya sejak masih seorang dosen bergaji pas-pasan. Di samping itu, Tabitha juga seorang novelis.
Dalam konteks blogging, para narablog yang menjadi pembaca rutin atau komentator aktif tulisan kita juga dapat dianggap sebagai orang-orang yang mempercayai kita. Inilah bahan bakar untuk semangat kegigihan menulis yang tak kunjung padam.
"Aku ingin menyarankan bahwa untuk menghasilkan tulisan terbaik sesuai dengan kemampuanmu, kau harus menyediakan kotak perkakasmu sendiri dan kemudian mengerahkan seluruh tenagamu agar kau bisa mengangkat kotak perkakas itu. Selanjutnya, bukannya melihat betapa sulitnya pekerjaan yang harus kau lakukan dan menjadi tidak bersemangat, sebaiknya kau segera mengambil peralatan yang tepat dan langsung mulai bekerja," demikian advis King pada bagian lain dari SKOW.
"Kotak perkakas" yang dimaksud oleh Stephen King antara lain kosakata dan tata bahasa.
Terkait kosakata, menurut King, bukan soal berapa banyak yang kau punya, tetapi bagaimana kau menggunakannya.
Terkait tata bahasa, mari dengarkan petuah King, "Kecuali jika penulis yakin akan bisa menunjukkan hasil yang baik, penulis sebaiknya mengikuti aturan tata bahasa."
Artinya, kecuali Anda sekaliber penyair Soetardji Calzoem Bachri atau Joko Pinurbo (Jokpin) yang dapat menulis secara indah dan bermakna kendati mengabaikan aturan tata bahasa, sebaiknya tetaplah berpegang pada aturan tata bahasa.
Dalam konteks bahasa Indonesia, itu artinya mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dahulu disebut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Jurus ketiga: Tetapkan target menulis harian
Stephen King menekankan produktivitas menulis dengan jadwal teratur. Ia terbiasa menulis empat sampai enam jam sehari dengan target ribuan kata sehari.