Antara lain, kembali menggunakan nama asli saya, yakni "Nursalam AR" dan mengisi kolom biodata dengan keterangan cukup detail tentang riwayat pekerjaan dan latar belakang akademis saya yang cukup beragam. Dan untuk keterangan jenis pekerjaan, saya memilih "narablog" alih-alih "bloger" atau "blogger".
Kenapa?
Ini masalah keunikan dan prinsip indigenasi bahasa, dan terutama untuk pencitraan profesional.
Memang bisa saja saya mencantumkan penerjemah, pengajar bahasa Inggris, konsultan bahasa, pengelola kursus terjemahan daring (online), penjual online dll, tapi tentu saja "narablog" adalah nama profesi yang cukup mengesankan profesionalisme dalam dunia kepenulisan. Ya, setidaknya bagi saya. Jika tidak demikian bagi Anda, ya, terserah saja.
Dan sejak titik balik kedua itu, sudah dua tulisan saya posting di Kompasiana, termasuk tulisan ini, dengan branding baru tersebut. Semoga berterima (acceptable) ya!
Jika branding baru ini kelak OK jadinya dan berdampak baik bagi karier berkompasiana dan kepenulisan saya ke depan, ini semua karena Widha. Ya, gara-gara Widha.
Thanks, Widha!
Thanks, Kompasiana!
Hell yeah!
Jagakarsa, 12 Maret 2020
Baca Juga: PSBB dan Darurat Sipil, Kepo Korona, dan Fanatik KBBI?