Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perihal Jodoh

23 Maret 2020   20:56 Diperbarui: 23 Maret 2020   21:14 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah persoalan tampang atau fisik menjadi penyebab lambat menikah?

Tuhan yang Maha Adil tidak menentukan cepat lambatnya jodoh berdasarkan persoalan kantong atau tampang. Jika hanya sekadar berdasarkan dua hal itu, tentulah para jomlo atau lajang di dunia ini hanyalah orang-orang yang dianggap kurang secara fisik atau yang berkantong tipis. Kenyataannya tidak kan?

Banyak lajang ganteng dan kaya yang bahkan hingga usia 50-an belum beristri. Atau gadis cantik nan menawan usia 40-an yang mapan dan cerdas yang resah menanti pasangan. Ini tentu terlepas dari pilihan pribadi mereka untuk tetap melajang atau tidak menikah yang merupakan privasi tiap individu.

Menikah seperti halnya memiliki anak dan kepemimpinan adalah sebuah amanah istimewa. Istimewanya lagi, ia bagian dari misteri Ilahi seperti kematian. Bagi yang menghindari pernikahan, ia akan datang juga jika sudah takdirnya tiba. Bagi yang merasa sulit jodoh, barangkali patut introspeksi diri. Mungkin ada bagian dari diri kita yang perlu diperbaiki sebelum Tuhan pandang kita siap memikul amanah tersebut.

Aisyah Radiyallahu 'Anha berkata, "Untuk melihat apakah dalam diri kita ada peningkatan, kita bisa melihatnya dari tiga hal yakni dari iman, ilmu, dan amal. Apakah ketiganya bertambah atau tidak? Jika tidak ada pertambahan, berarti kita belum melakukan perbaikan."

Sementara bagi para lajang yang memenuhi aspek kematangan mental, finansial, dan fisik untuk menikah, patut diingat pesan Ali bin Abi Thalib ini: "Orang yang suka bersegera mengerjakan urusan bertanya kenapa ditunda, sementara orang yang suka menunda-nunda urusan gemar mencari-cari alasan untuk menunda."

Jakarta, 16 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun