Apakah persoalan tampang atau fisik menjadi penyebab lambat menikah?
Tuhan yang Maha Adil tidak menentukan cepat lambatnya jodoh berdasarkan persoalan kantong atau tampang. Jika hanya sekadar berdasarkan dua hal itu, tentulah para jomlo atau lajang di dunia ini hanyalah orang-orang yang dianggap kurang secara fisik atau yang berkantong tipis. Kenyataannya tidak kan?
Banyak lajang ganteng dan kaya yang bahkan hingga usia 50-an belum beristri. Atau gadis cantik nan menawan usia 40-an yang mapan dan cerdas yang resah menanti pasangan. Ini tentu terlepas dari pilihan pribadi mereka untuk tetap melajang atau tidak menikah yang merupakan privasi tiap individu.
Menikah seperti halnya memiliki anak dan kepemimpinan adalah sebuah amanah istimewa. Istimewanya lagi, ia bagian dari misteri Ilahi seperti kematian. Bagi yang menghindari pernikahan, ia akan datang juga jika sudah takdirnya tiba. Bagi yang merasa sulit jodoh, barangkali patut introspeksi diri. Mungkin ada bagian dari diri kita yang perlu diperbaiki sebelum Tuhan pandang kita siap memikul amanah tersebut.
Aisyah Radiyallahu 'Anha berkata, "Untuk melihat apakah dalam diri kita ada peningkatan, kita bisa melihatnya dari tiga hal yakni dari iman, ilmu, dan amal. Apakah ketiganya bertambah atau tidak? Jika tidak ada pertambahan, berarti kita belum melakukan perbaikan."
Sementara bagi para lajang yang memenuhi aspek kematangan mental, finansial, dan fisik untuk menikah, patut diingat pesan Ali bin Abi Thalib ini: "Orang yang suka bersegera mengerjakan urusan bertanya kenapa ditunda, sementara orang yang suka menunda-nunda urusan gemar mencari-cari alasan untuk menunda."
Jakarta, 16 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H