Semua orang itu bisa dikatakan pemimpin. Ya sejatinya diri kita adalah pemimpin. Pemimpin bagi dirinya sendiri. Kalau menjadi pemimpin diri sendiri maka harus bisa mengatur dirinya sendiri untuk bisa lebih baik. Kalaupun ingin menjadi pemimpin yang besar ya harus selesaikan dulu dengan dirinya.Â
Kalaupun belum selesai dengan diri sendiri ya jangan berharap menjadi pemimpin besar. Sebenarnya apa saja yang perlu diatur ketika diri sendiri memimpin dirinya? Yaitu harus bisa mengatur atau memagement waktu, mampu menentukan skala prioritas, bisa mengelola stress, mampu memotivasi dirinya, memiliki pola pikir berkembang dan lainnya. Ketika diri kita sudah pandai mengatur diri maka akan mempermudah menjadi leader yang hebat. Menjadi pemimpin yang hebat bukan serta merta bisa langsung menjadi pemimpin yang hebat tetapi harus berproses.Â
Pemimpin harus memiliki sifat dan karakter sebagai pemimpin. Hutahaean (2021) adapun karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin supaya menjadi pemimpin yang ideal diantaranya yaitu pertama pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang cerdas, artinya kecerdasan merupakan point yang penting dalam menentukan langkah baik dalam menjalankan kepemimpinannya.
Pemimpin harus didukung oleh keunggulan dalam berpikir, luwes dalam berpikir dan memiliki ide-ide segar demi kemajuan suatu kelompok atau organisasi. Kedua pemimpin yang ideal harus berinisiatif artinya pemimpin yang beriniasiatif harus mampu dalam menggerakan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggerakan anggota kelompok. Inisiatif juga harus ada dalam diri pemimpin supaya permasalahan yang ada dapat terpecahkan dengan solusi yang bersifatnya. Ketiga pemimpin yang ideal adalah yang bertanggung jawab artinya pemimpin dalam mengambil keputusan ya harus mengambil resiko yang ada baik kecil ataupun besar.Â
Dalam pengambilan keputusan sebaiknya tidak tergesa-gesa dan diharapkan pemimpin mampu berpikir taktis terhadap resiko pengambilan keputusan. Keempat pemimpin yang ideal yang dapat dipercaya artinya kepercayaan ini timbul dari keberhasilan menggerakan anggota, mendamaikan hati semua anggota dan mampu bijak dalam pengambilan keputusan. Dengan percaya pada pimpinan maka setiap anggota akan terpacu untuk menyatukan hati dan keseragaman kelompok demi untuk terciptanya keutuhan.Â
Kelima pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang jujur artinya kepemimpinan yang memiliki tingkat kejujuran yang tidak maka akan memiliki kepercayaan yang tinggi. Keenam pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang rela berkorban artinya rela untuk menerjunkan diri pada kepentingan organisasi, kelompok atau negara diatas kepentingan pribadinya.Â
Pemimpin yang rela berkorban harus memiliki kecerdasan dan kebijakan sehingga mampu fokus kepada visi besar yang ingin dicapai terhadap apa yang telah diputuskannya. Ketuju pemimpin yang ideal yang dicintai dan mencintai kelompoknya artinya pemimpin yang mampu dalam menciptakan rasa cinta dalam sebuah tim akan mudah terkoodinasi dengan baik dan rapih demi kemajuan sebuah tim.Â
Sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dalam hal kepemimpinan yaitu Fathanah, Amanah, Shidiq, dan Tabligh (FAST). Pertama fathanah dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kecerdasan, luas wawasan. Kedua amanah dapat diartikan sebagai penuh tanggung jawab, jadi pemimpin harus dapat bersikap jujur dan dapat dipercaya.Â
Ketiga shidiq diartikan benar, pemimpin yang menempatkan dirinya dalam posisi di lingkungan kebenaran, sifat yang benar, memperjuangan kebenaran. Keempat tabligh diartikan menyampaikan yang harus disampaikan, seorang rasul yang menjadi pemimpin memiliki sikap keterbukaan terhadap semua hal dan tidak ada sikap tertutup pada dirinya, karena ketertutupan dalam sebuah kepemimpinan akan membawa keraguan pihak lain dan menimbulkan fitnah (Saleh, 2020)Â
Selain kriteria pemimpin yang ideal ada juga beberapa kriteria pemimpin yang tidak ideal. Hutahaean (2021) Pemimpin yang tidak ideal yaitu pertama hanya memerintah artinya pemimpin tidak hanya memerintahkan bawahan untuk menjalankan perintahnya saja tetapi pemimpin yang mampu mengkomunikasikan visi dan misi kepada bawahannya bukan memerintah saja. Kedua jarang berdiskusi artinya pemimpin yang jarang berdiskusi adalah pemimpin yang buruk sebab dengan berdiskusi pemimpin akan mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh yang dipimpinnya.
Ketiga tidak memberi kepercayaan artinya jika pemimpin memberikan kepercayaan pada timnya untuk bekerja maka juga akan meningkatkan rasa percaya terhadap timnya dan sebaliknya jika tidak diberi kepercayaan akan membuat saling tidak percaya antara atasan dan bawahan. Keempat tidak memberi pujian artinya kalau tidak diberikan penghargaan atau pujian membuat tidak termotivasi dan jika diberikan pujian membuat tim lebih termotivasi untuk menjadi lebih maju dan baik.
Kelima konflik artinya apabila ada karyawan yang dimarahi oleh pimpinan divisi lain jangan hanya diam dan membiarkan sendirian tetapi pemimpin yang baik yaitu memberikan dukungan pada timnya bukan malah ikut menyalahkan timnya. Keenam tidak terbuka terhadap segala hal termasuk kehebatan timnya. Ketuju tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang seharusnya dijalankan olehnya. Kedelapan tidak memiliki visi dan tidak bisa menjalankan tim artinya pemimpin yang tanpa visi akan gagal, tidak mampu memotivasi, tidak mampu menginspirasi karyawan sebab tugas pemimpin yaitu menyelaraskan organisasi sesuai visi.Â
Kesembilan gagal memimpin dirinya sendiri. Kesepuluh terlalu mengandalkan pengalaman masa lalu artinya pemimpin harus memperhatikan kondisi, rekan kerja dan bagaimana caranya untuk menciptakan momentum yang baru. Kesebelas terlibat politik kantor artinya pemimpin yang terjaring dalam politik kantor akan kehilangan identitas diri atau terombang ambing dan terjebak dalam perangkap agenda orang lain. Kedua belas tak punya tujuan kerja artinya apabila anda tidak memahami tujuan yang diperjuangkan maka akan sulit dalam pengambilan keputusan yang baik.Â
Ketiga belas menyalahgunakan sumber daya artinya pemimpin bukan hanya tentang motivasi dan inspirasi tim melainkan harus juga memahami alat dan sumber daya dalam rangka meningkatkan performa. Pemimpin juga harus memahami kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan sumber daya dalam mendukung keputusan yang berguna dimasa depan. Keempat belas tidak bisa melihat peluang.
Kelima belas tidak percaya diri artinya pemimpin kadang putus asa dan pengambilan keputusan yang secara mendadak serta tidak memikirkan konsekuensi dimasa depan. Dengan mengenali sifat, karakter dan pemimpin yang ideal maka jika pribadi berharap menjadi pemimpin harus mempersiapkan dengan baik (sifat dan karakter) supaya menjadi pemimpin yang hebat.Â
'' Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti karyawan dan berbicaralah seperti orator''Â HOS TjokroaminotoÂ
Berproses menjadi pemimpin yang hebat juga harus didukung oleh mentor. Pemimpin itu sebaiknya memiliki mentor, supaya mendapatkan pengetahuan yang lebih dan mengerti bagaimana harus melangkah dan mengambil suatu keputusan, seperti Soekarno memiliki Mentor H.O.S. Tjokroaminoto yang merupakan tokoh nasional kala itu. Jika Anda ingin jadi pemimpin besar persiapkan dirimu sekarang juga bukan pemimpin yang tak mau berproses dan asal-asalan saja. Persiapkan dengan matang supaya jati dirimu tidak goyah/ terombang-ambing saat Kita menjadi pemimpinÂ
Berproses menjadi pemimpin yang hebat harus membutuhkan mentor. Mentor dalam kepemimpinan akan menumbuhkan jiwa para pemimpin-pemimpin yang tangguh, berintegritas dan berpengetahuan luas dalam menjalankan suatu amanah. Mentor hebat yang saya kagum adalah Cokroaminoto.Â
Ir Soekarno sebagai presiden Republik pertama memiliki mentor yang bernama H.O.S Cokroaminoto. Tidak hanya Soekarno yang memiliki mentor Cokroaminoto, juga Kartosuwiryo, Semaoen, Alimin, A. M. Sangadjie, Moeso (Wicaksana, 2020). Ir Soekarno merupakan sosok pemimpin yang penuh kharisma dan berpengetahuan luas. Sejatinya pemimpin itu pribadi yang memiliki kemampuan superioritas, memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan atau mempengaruhi orang lain supaya anggota mau melakukan usaha bersama guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
''Memimpin adalah menderita'' K.H Agus Salim Perlu kita ketahui bahwa memimpin itu menderita. Why? Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dipimpinnya, juga disaat memimpin banyak cacian makian, dan permasalahan. Maka jika ingin menjadi pemimpin harus memiliki mental yang kuat sebab disaat memimpin pasti banyak tantangan yang menghadang. Kalau tidak memiliki mental yang kuat nanti bakalan balik kanan atau artinya mengundurkan diri. Kalaupun mentalnya kuat maka lanjutkan perjuangan untuk menyelesaikan PR yang belum selesai. PR berupa permasalahan apa yang ingin diselesaikan.Â
Pemimpin harus mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan itu banyak modelnya dan juga komplek serta berbeda dari  masa ke masa. Mau tidak mau harus menghadapi itu semua. Menghadapi masalah tidak serta langsung muncul solusi tetapi kalau ingin membutuhkan solusi maka harus memperbanyak pengetahuan. Kalaupun menghadapi masalah tanpa ilmu pengetahuan akan menambah persoalan dan langkah yang diambil akan salah. Maka dengannya pemimpin itu harus banyak literasi. Dengan Literasi akan menambah ilmu pengetahuan dan supaya dalam pengambilan keputusannya tidak salah/ngawur. Jangan membuat keputusan dengan mbatin dan tidak masuk akal.Â
Tugas pemimpin selain menyelesaikan permasalahan juga pemimpin harus bertugas melayani. Pemimpin harus memiliki prinsip melayani yaitu melayani rakyatnya atau anggotanya. Pemimpin sejatinya adalah melayani orang-orang yang dipimpinnya. Jika Anda sebagai leader berikan pelayanan yang terbaik dan teladan yang patut untuk ditiru.Â
Pemimpin sangat berbeda dengan bos. Pemimpin yaitu mengajak kerjasama dalam sebuah tim dalam mengapai harapan. Sementara bos diartinya orang yang memerintah apa yang diinginkan oleh bos. Jadi dalam hal ini pemimpinlah yang tepat penyebutan sebab pemimpin yang memiliki visi yang besar harus ditopang dengan tim yang kuat dengan cara kerjasama.
Kalaupun bos memiliki visi besar maka bawahannya tidak mengetahui visi besar. Jadi perintah bos atau yang ingin dicapainya harus sesuai perintah bosnya, hal ini sama saja bawahan hanya beraktivitas saja dalam menjalankan perintahnya dan tidak mengetahui visi besarnya. Jadi Vision without action is just a dream, action without vision is just activity, but vision and activity can change the world.Â
Pemimpin bukan bos dan bos bukan pemimpin. Jadilah pemimpin saja daripada bos yang hanya memerintah saja. Jika berharap menjadi pemimpin juga harus menerapkan cara untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinanlah yang harus digunakan untuk mempengaruhi bawahannya supaya mau melakukan rencana-rencana yang telah dibuat. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan cara mempengaruhi bawahannya supaya mau mengerjakan yang yang telah diberikan sehingga tujuan segera tercapai. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang memotivasi, menginspirasi, dan memberikan dukungan kepada bawahannya atau orang lain.Â
Apakah gaya kepemimpinan Anda sudah diterapkan dengan baik? Sampai level mana kepemimpinan Anda dalam mempengaruhi bawahan Anda?. Apakah bawahan Anda hanya bekerja sesuai jobdesk saja atau ada pengaruhnya dari diri Anda?. Mari kita lihat Level kepemimpinan menurut John Maxwell. Level kepemimpinan atau leadership ada 5 level yaitu level 1 position, level 2 permission, level 3 performance (prestasi), level 4 people development, level 5 personhood. Level 1 yaitu position artinya pengaruhnya sebatas jobdesk, struktur organisasi, dan tertulis di kontrak.Â
Ciri-ciri level 1 ini kalau diperintah tidak sesuai dengan jobdesk maka tidak akan mau mengerjakannya. Level 2 permission artinya rela dipimpin oleh anda karena memiliki hubungan personal atau personal relation. Level 3 performance artinya anda menjadi leader di level 3 ketika anda menunjukan prestasi. Level 4 people development artinya jika anda sebagai leaders di perusahaan x dan disaat Anda memimpin omset dan profitnya bagus. Kemudian disaat anda sudah tidak ada di perusahaan x maka perusahaan x ini juga tetap eksis atau performa tim tetap bagus.Â
Kalau anda sudah keluar di perusahaan x dan performa kerjanya menurun berarti anda masih di level 3. Level 5 personhood merupakan level tertinggi level kepemimpinan. Level ini bisa dilewati setelah melalui level sebelum-sebelumnya, selama bertahun-tahun dan terus terbukti. Ciri-ciri anda di level 5 ini adalah sering dijadikan teladan, dijadikan referensi saat mencari wisdom (Wasiso dan Allolerung, 2020)Â
Setiap level kepemimpinan memiliki karakteristik sendiri. Kalaupun ingin meningkatkan level kepemimpinan maka harus naikan sekarang juga level kepemimpinan Anda. Kalau belum bisa di level 2 maka harus meningkatkan personal relation supaya rekan kerja bisa akrab sama Anda.Â
Supaya bisa lebih akrab Anda bisa memberikan apresiasi atau reward seperti memberikan coklat, snack, susu dan lainnya. Bisa juga bermain ke rumah rekan kerja Anda supaya bisa menjalin keakraban. Kalau ingin naik level 3 maka Anda harus berprestasi. Cara biar berprestasi dalam bekerja Anda bisa mencari mentor yang dapat membimbing Anda dalam mencapai prestasi, bisa membaca dan melihat video supaya wawasan Anda semakin meningkat. Pada akhirnya Anda bisa berprestasi.
Referensi
Hutahaean, W. S. (2021). Filsafat dan teori kepemimpinan. Malang: Ahlimedia PressÂ
Saleh, A. (2020). Inspiring leader. Jakarta selatan: Rumah MediaÂ
Wicaksana, A. W. (2020). H.O.S Tjokroaminoto: teladan perjuangan, kepemimpinan, dan kesederhanaan. C Klik MediaÂ
Wasiso, A. & Allolerung, R. (2020). Semua bisa diatur. Yogyakarta: PT. Aksoro sabda nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H