Mohon tunggu...
Nisrina Haqque
Nisrina Haqque Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelajar. -

Seorang pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Grup dalam Grup WhatsApp

25 Februari 2018   21:52 Diperbarui: 26 Februari 2018   02:03 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini perangkat komunikasi sudah semakin canggih. Dahulu orang hanya mengenal telegram, surat, hingga ponsel datang mengubah segalanya. Kegiatan berkomunikasi pun semakin mudah dengan berkirim pesan atau bercakap-cakap melalui telepon.

Tetapi nampaknya hal itu pun kurang, dan memang sudah sifat sebuah teknologi untuk berkembang. Dahulu hanya bisa menelepon tanpa bertatap muka, saat ini semua orang bisa melakukan video call sepuasnya dengan memanfaatkan koneksi internet. Berkirim pesan pun semakin menyenangkan dengan kehadiran aplikasi WhatsApp, dimana kita bisa mengirim pesan, menelepon, video-call, meng-update status, sampai memperbaharui foto diri dalam satu paket komplit. Dengan semua kemudahan ini, tak heran masyarakat jatuh cinta dengan WhatsApp dan menjadi semacam aplikasi wajib bagi segenap umat manusia.

Salah satu fitur WhatsApp yang menarik perhatian saya adalah terbentuknya grup yang menampung beberapa kontak tertentu sesuai kebutuhan. Ada grup berisi teman-teman se-geng, teman-teman lawas, rekan kerja, se-hobi, sampai grup khusus jualan online. Semakin luas lingkup pergaulan anda, semakin banyak anda tergabung dalam sebuah grup.

Memang awalnya menyenangkan, karena kita tetap bisa mengetahui perkembangan terkini tanpa harus beranjak dari tempat. Tetapi lama kelamaan grup WhatsApp bisa terasa mengganggu, apalagi jika kita tidak nyambung dengan topik obrolan yang dibicarakan atau merasa tidak perlu lagi bergabung dengan grup itu. Belum lagi perkara hoaks yang merajalela hanya dengan sekali klik forward to.

Solusinya sederhana: keluar saja.

Semua orang terlalu sibuk untuk memikirkan mengapa anda harus keluar dari grup itu. Sehari-dua hari pasti akan muncul pertanyaan, tetapi setelah itu mereka akan melupakan anda. Semua orang memiliki prinsip mind your own bussiness sendiri-sendiri.

Masalahnya, bagaimana jika anda tidak bisa keluar?

Karena pertimbangan tertentu, anda tidak bisa keluar dari grup WhatsApp. Entah karena ingin menjaga citra anda, masih ingin bersilaturrahmi dengan orang-orang yang ada di dalamnya, atau anda merasa masih perlu menjadi anggota grup itu. Singkatnya, anda butuh sebuah ruang yang lain untuk mengeluarkan unek-unek anda.

Solusinya adalah: membuat grup WhatsApp bayangan.

Ini kerap saya temui pada setiap grup WhatsApp. Kebanyakan alasan orang membuat grup dalam grup ini bermula pada ketidaksenangan pada seorang anggota, atau banyak anggota, dan hanya sejalan dengan beberapa orang saja. Maka dibuatlah satu grup lagi yang tidak memasukkan orang-orang yang tidak berkepentingan itu.

Hmm, sampai sini saya merasa ingin tertawa. Benar-benar ide yang brilian, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun