Mohon tunggu...
Nisrina Haqque
Nisrina Haqque Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelajar. -

Seorang pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinderella Hati Dennis

25 Juli 2015   13:20 Diperbarui: 25 Juli 2015   13:20 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dennis segera menata kertas koran itu untuk menjadi alas duduk mereka. Sementara Arsya sibuk mengupas kulit jagung dengan kedua tangannya. Malam itu, Simpang Lima sangat ramai oleh masyarakat kota Semarang yang berlalu lalang. Ada yang bermain sepeda keliling, mencoba sepatu roda, dan mencoba kuliner di sepanjang jalan. Senyum-senyum bahagia mengembang di setiap wajah. Terutama bagi muda-mudi yang tengah menghabiskan malam bersama di bawah langit.

“Gue bingung,” Arsya membuka percakapan setelah mereka menghabiskan jagung dalam keadaan hening. Kini tinggal kacang rebus yang tersisa.

“Kayaknya gue nggak sebebas dulu deh, Nis.”

“Maksud lo?” Dennis mengangkat alis. Ia lalu menghirup kopi yang sebelumnya ia beli.

“Sejak pacaran sama Gilang, gue nggak boleh keluar malem lagi.”

Dennis tertegun. “Kenapa?”

“Gilang orangnya konservatif,” Arsya menunduk. “Dia bilang, dia nggak mau kalau entar istrinya jadi sering keluar malem dan jadi perempuan gak bener, gara-gara di masa muda gue suka kelayapan. Padahal gue dulu kan anak rumahan. Kalo keluar malem, nggak boleh lebih dari jam sembilan malam.”

Dennis menahan diri untuk tidak tersedak. Uhuk! Bahkan Cinderella saja diberi tenggat waktu hingga pukul dua belas malam.

“Kalian udah serius menuju ke sana?” tanya Dennis. Dalam hati ia sekalian mengutuk; bukan orangtuanya aja ngatur-ngatur!

“Turutin aja,” ujar Dennis pelan saat Arsya masih diam. “Dia kan nasihatin hal yang positif. Demi kebaikan elo juga.”

“Tapi gue belum siap,” sergah Arsya. “Gue butuh waktu. Gue masih pengen seneng-seneng dulu, bebas keliaran kayak anak muda yang lain, Dennis.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun