"Kamu ga lihat ini sudah sore, dari pagi tidur terus. ga sholat shubuh, sholat dhuhur, Sholat Ashar bahkan waktunya Kajian juga ga ikut. Gimana Ibu ga marah" jawab ibunya dengan nada yang sangat kesal.Â
"Ahmad Lemas Bu, lagian Ibu gatau ya kata ustadz tidurnya orang yang puasa itu dihitung Ibadah Bu, terus diamnya orang yang puasa itu tasbih. Jadi Ahmad ga salah dong kalo seharian tidur" bantahan Ahmad yang membuat Ibu makin marah.Â
"Sudah sekarang kamu mandi terus sholat Ashar, jangan tidur lagi" ucap ibu kemudian meninggalkan Ahmad yang masih didalam kamar.Â
Adzan Maghrib pun berkumandang, mereka semua membatalkan puasa dan makan bersama di meja makan. Setelah selesai makan, ibu pun menceritakan kepada Ayah tentang prilaku Ahmad hari ini.Â
"Ahmad, kemari sebentar Ayah mau ngomong sama kamu" panggil ayahnya yang sedang duduk bersama Ibu di ruang makan.Â
"Kenapa yah" tanya Ahmad. "Benar seharian ini kamu cuma tidur saja?" Ayah berbalik melontarkan pertanyaan kepada Ahmad.Â
"Benar yah, kan kemarin kata Ayah boleh tiduran waktu puasa" jawab Ahmad sambil mengerutkan keningnya.Â
Ayah dan ibunya seketika saling bertatapan sambil tersenyum tipis.Â
"Begini nak, memang benar dalam sebuah hadist, nabi Muhammad Saw bersabda bahwa tidurnya orang yang berpuasa itu adalah ibadah. Akan tetapi bukan berarti kita meninggalkan seluruh ibadah wajib kita, meninggalkan pekerjaan atau kegiatan yang juga harus kita lakukan. Kita boleh tidur tiduran akan tetapi ketika harus melakukan ibadah yang lain seperti sholat kita juga tetap harus melaksanakannya. Jadi tidur nya ketika kita sedang tidak melakukan apa-apa itu baru boleh". jawab Ayah Ahmad dengan lemah lembut.Â
"Begitu ya yah" kata Ahmad sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalo begitu jangan sampai ditinggalkan lagi ya sholatnya" Ibu menambahkan pesan kepada Ahmad.Â
Perkataan Ayah membuat Ahmad paham bahwa orang yang berpuasa di penuhi dengan kenikmatan dan pahala yang berlipat ganda dalam setiap prilaku baik yang dikerjakan, bahkan tidur pun dihitung sebagai sebuah Ibadah.Â