Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Asesmen Berbasis Projek Kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

9 Oktober 2022   14:32 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:50 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MAKALAH

Implementasi Asesmen Berbasis Projek Kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 

Tingkat SMA/MA Kelas X

BAB I PENDAHULUAN

 A.  Latar Belakang

Merdeka belajar lahir dari evaluasi sistem dan proses pendidikan yang selama ini berlangsung. Tujuannya sederhana, agar siswa, guru bahkan orang tua terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang menyenangkan; menjadi bagian dari proses pendidikan yang membahagiakan. Karena hakikatnya, pendidikan bukanlah beban. Beban siswa yang dijejali beragam mata pelajaran dan nilai-nilai tertinggi dapat membunuh kereativitas mereka. Beban guru yang lebih banyak terlibat urusan administrasi bahkan kepangkatan yang jadi sebab ruang geraknya tidak merdeka di dalam kelas. Kebijakan "Merdeka Belajar" sebagai momentum untuk mengembalikan literasi pendidikan ke khittah. Khitah pendidikan seharusnya 1) mampu memerdekakan guru dalam mengajar dan 2) memberi ruang kreativitas siswa dalam belajar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan (Sudaryanto, dkk. 2020).

Kurikulum merdeka belajar akan menciptakan pembelajaran aktif. Program ini bukanlah pengganti dari program yang sudah berjalan, namun untuk memberikan perbaikan sistem yang sudah berjalan. Merdeka belajar yang ditawarkan Kemendikbud adalah proses pembelajaran yang lebih sederhana, hal ini meliputi; 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran satu lembar artinya dibuat secara sederhana dan tidak rumit seperti sebelumnya, 2) sistem zonasi terhadap penerimaan peserta didik baru yang fleksibel dalam pengeimplementasiannya, 3) Ujian Nasional digantikan dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter, 4) Ujian Sekolah Berstandar Nasional) dialihkan menjadi asesmen berkelanjutan seperti portofolio (tugas kelompok, karya tulis, praktikum, dan lain-lain) (Albertus Adit, 2019).

Permendikbud   Nomor 23 tahun 2016, menjelaskan standar penilaian pendidikan ialah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur,   dan   instrumen   penilaian   hasil belajar  peserta  didik  yang  digunakan sebagai  dasar  dalam  penilaian  hasil belajar peserta  didik  pada  Pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud, 2016). Asesmen atau   penilaian  merupakan  bagian  yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, karena  penilaian  dapat  menentukan  kualitas  dari  sebuah  kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan implementasi kurikulum, penilaian merupakan bagian penting dari perangkat kurikulum yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kompetensi. Penilaian juga dapat    digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran, serta     untuk     melakukan diagnosis dan perbaikan proses pembelajaran.  Sebuah proses pembelajaran yang bermakna  tentu  membutuhkan  sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan.

PP No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian (asesmen) hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan. Pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, dan teknik penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, praktek dan penugasan. Terkait dengan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, mengapa menjadi sangat penting dilakukan oleh guru. Salah satu alasannya adalah karena pendidikan bahasa Indonesia di sekolah menengah bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa sesuai dengan fungsi bahasa sebagai wahana berpikir dan wahana berkomunikasi untuk mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan sosial. Bahasa sangat fungsional dalam kehidupan manusia, karena selain merupakan alat komunikasi yang paling efektif, berpikir pun menggunakan bahasa.

Asesmen   merupakan   komponen   yang   tidak   terpisahkan   dari   pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, aktivitas pembelajaran dirancang untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Asesmen diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran.  Asesmen juga digunakan sebagai umpan  balik  bagi  proses  pembelajaran  itu  sendiri.  Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementar itu   kegiatan   asesmen   dilakukan   untuk mengukur   dan   menilai   tingkat   pencapaian  kompetensi dasar dan juga dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam  proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan  proses  pembelajaran  yang  telah  dilakukan. Oleh karena itu, kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu didukung oleh sistem asesmen yang baik, terencana dan berkesinambungan (Ayuni, dkk, 2020). 

Bentuk-bentuk asesmen dalam kurikulum merdeka belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X yang   dapat   digunakan   guru   Bahasa Indonesia antara   lain:  asesmen protofolio, asesmen kinerja, dan asesmen projek (Marhaeni: 2017). Asesmen portofolio merupakan prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan  kemampuan  siswa  melalui protofolio  yang  dibuatnya  yang  dilakukan secara  formal  dengan  penggunaan  kriteria tertentu, guna mengambil keputusan terhadap   status   siswa. Asesmen   kinerja merupakan    penelusuran    proses    dalam produk,  berarti  asesmen  kinerja  dilakukan bilamana    siswa    melalui    suatu    proses belajar, dan proses kinerja tersebut terrlihat dalam    unjuk    kerja    yang    ditampilkan. Asesmen    projek ialah    asesmen    yang dilakukan melalui proses investigasi mendalam   mengenai   suatu   topik   nyata untuk   mengaplikasikan   pengetahuan   dan keterampilan.  Kegiatan  projek  sangat  baik untuk  melibatkan  siswa  dalam  pemecahan masalah,  karena  bersifat  ilmiah  yang  juga didukung dengan kegiatan yang berhubungan dengan dunia nyata.

Alat penilaian untuk asesmen dalam pembelajaran pada kurikulum Merdeka Belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X adalah asesmen protofolio, asesmen kinerja, dan asesmen projek. Dan yang akan jadi fokus makalah ini adalah asesmen projek.

B. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.  Bagaimanakah bentuk implementasi asesmen berbasis projek kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA kelas X?

2. Bagaimanakah alat ukur penilaian asesmen berbasis projek kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA kelas X?


C. Tujuan Penulisan 

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk implementasi asesmen berbasis projek kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA kelas X.

2.  Untuk mengetahui alat ukur penilaian asesmen berbasis projek kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA kelas X.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.  Hasil penulisan malakah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi guru khususnya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam memahami implementasi asesmen berbasis projek kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA kelas X.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam memahami penerapan asesmen berbasis projek pada kurikulum merdeka belajar yang diaplikasikan dalam proses belajar  mengajar di kelas.

BAB II PEMBAHASAN

A.  Bentuk Implementasi Asesmen Projek Kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA Kelas X

 Wijayanti (2014) menyatakan asesmen berbasis projek dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah, meliputi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menghimpun data dan menyelesaikan masalah. Asesmen berbasis projek dapat mendorong siswa untuk mencari solusi terbaik dalam memecahkan masalah atau tugas nyata yang diberikan. Siswa terdorong rasa ingin tahunya untuk mencari sumber referensi lain yang bisa digunakan. Siswa juga diasah rasa tanggung jawabnya dalam mempertahankan pendapatnya menggunakan sumber referensi yang dipakai. Bell (2010) menyatakan bahwa projek yang dilakukan dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman terhadap topik yang dipelajari, literasi, serta motivasi belajar dari siswa.

Asesmen berbasis projek yang dikembangkan memiliki ciri-ciri khusus, yaitu digunakan secara terintegrasi dalam pembelajaran berbasis projek. Pengembangan produk mengikuti konsep five dimensional framework for authentic assessment menurut Krischner et al (dalam Safora dan Dewi, 2017) mengungkapkan pengembangan asesmen berbasis projek harus memiliki lima unsur yaitu tugas projek, konteks fisik, konteks sosial, hasil asesmen, dan kriteria asesmen. Tugas projek dalam asesmen ini terdiri dari tugas perancangan desain menggunakan konsep. Konteks fisik dan sosial merujuk pada keterampilan manipulatif dan sosial siswa. Hasil asesmen berupa pelaporan dan hasil diskusi siswa yang dinilai menggunakan alat ukur yang sesuai. Kriteria asesmen merujuk pada penilaian kualitas alat ukur yang digunakan.

Materi kelas X mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebagai berikut: (1) Teks laporan hasil observasi, (2) Teks eksposisi, (3) Teks anekdot, (4) Teks hikayat, (5) Teks negosiasi,  (6) Teks debat, (7) Teks biografi, dan (8) Puisi. Ke delapan materi tersebut terdapat pada keterampilan membaca, menulis, berbicara, menyimak/mendengar, maupun memirsa.

Asesmen berbasis projek terdapat pada materi bahasa Indonesia Kelas X dengan menggunakan instrumen menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks eksposisi, menulis teks anekdot, menulis hikayat, menulis teks negosiasi, menulis teks debat, menulis teks biografi dan menulis puisi.

Contoh asesmen berbasis projek pada keterampilan menulis puisi pada materi Bahasa Indonesia Kelas X yang dituangkan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai berikut.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama                        :

Kelas/Semester         : X/2

Materi                      : Puisi

Hari/Tanggal Tugas :

Penugasan (Projek)

Buatlah puisi dengan menggunakan nama sendiri di setiap larik!

Gunakan kertas origami untuk menulis puisi nama sendiri!

 

B. Alat Ukur Penilaian Asesmen Berbasis Projek Kurikulum Merdeka Belajar  pada  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA Kelas X

Pada  umumnya  penilaian  pada asesmen berbasis projek Kurikulum Merdeka Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat SMA/MA Kelas X adalah pada hal-hal yang nampak   dilakukan   oleh   siswa. Guru  dapat  menggunakan  tes  tindakan melalui  simulasi,  unjuk  kerja,  atau  tes identifikasi untuk mengukurnya. Dalam pemberian skor, g

Guru dapat menggunakan   rubrik   penilaian   sesuai indikator   keterampilan   yang   hendak dinilai (Rosidah, dkk., 2020).

Rubrik (dalam bahasa Indonesia), rubric  adalah alat penilaian (scoring, asessment) yang secara jelas menunjukkan kriteria pencapaian di semua komponen setiap jenis pekerjaan yang ada, mulai dari tulisan, lisan, hingga bentuk visualnya. Rubrik adalah cara untuk menetapkan kriteria penilaian khusus atau berbasis hasil (result-based) untuk asesmen (asessment). Ini merupakan alat penilaian untuk mengkomunikasikan harapan akan kualitas yang biasanya terdiri dari baris dan kolom. Baris di dalamnya digunakan untuk menentukan berbagai kriteria yang digunakan untuk menilai tugas dan kolomnya digunakan untuk menentukan tingkat kinerja untuk setiap kriteria yang ada. Rubrik dapat diatur sebagai rubrik non-skor (non-score rubric), yang memungkinkan penilaian berbasis penilaian dan berbasis hasil tanpa poin. Rubrik yang baik juga menggambarkan tingkat kualitas untuk setiap kriteria, di mana tingkat kinerja ini dapat ditulis sebagai peringkat yang berbeda. Sebagai contoh misalnya, sangat baik, baik, perlu ditingkatkan atau sebagai skor numerik (seperti, 4, 3, 2, 1) (Rosidah, dkk., 2020).

Contoh rubrik penilaian dengan menggunakan skala angka 25-100 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi Kelas X sebagai berikut.

 

No.

Aspek yang Diukur

Skor

1

2

3

4

1.

Kesesuaian isi puisi dengan judul/tema

Sesuai namun tidak benar

25%

Sesuai cukup benar sekitar >25%65%

Sesuai benar sekitar >65%85%

Sesuai

benar >85%

2.

Ketepatan pemilihan diksi

Terisi namun tidak tepat atau 25%

Cukup terisi tepat >25%65%

Terisi tepat sekitar >65%85%

Terisi

tepat >85%

3.

Ketepatan penggunaan majas dan citraan

Terisi namun tidak tepat atau 25%

Cukup terisi tepat sekitar >25%65%

Terisi tepat sekitar >65%85%

Terisi

tepat >85%

4.

Kejelasan penggunaan unsur-unsur puisi

Terisi jelas namun tidak tepat 25%

Cukup terisi benar sekitar >25%65%

Terisi benar sekitar >65%85%

Terisi

benar >85%

Jumlah Skor: 100

Nilai            : 100

Pedmoan Penskoran:

Nilai= Skor Perolehan Siswa X 100=

                     Skor Maksimal (100)

Sumber: Modul Ajar Menulis Puisi Kelas X, 2022

Contoh rubrik penilaian dengan menggunakan skala angka 1-4 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi Kelas X sebagai berikut.

No.

Aspek yang Diukur

Skor

1

2

3

4

1.

Kesesuaian isi puisi dengan judul/tema

Kurang Sesuai

Cukup

 Sesuai

Sesuai

Sangat

Sesuai

2.

Ketepatan pemilihan diksi

Kurang Tepat

Cukup

Tepat

Tepat

Sangat

Tepat

3.

Ketepatan penggunaan majas dan citraan

Kurang

Tepat

Cukup

Tepat

Tepat

Sangat

Tepat

4.

Kejelasan penggunaan unsur-unsur puisi

Kurang

Jelas

Cukup

Jelas

Jelas

Sangat

Jelas

Jumlah Skor: 16

Nilai            : 100

Pedmoan Penskoran:

Nilai= Skor Perolehan Siswa X 100=

                 Skor Maksimal (16)

Sumber: S. Magdalena, 2016

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Asesmen berbasis projek terdapat pada materi bahasa Indonesia Kelas X dengan menggunakan instrumen menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks eksposisi, menulis teks anekdot, menulis hikayat, menulis teks negosiasi, menulis teks debat, menulis teks biografi dan menulis puisi

2. rubrik penilaian dengan menggunakan skala angka 25-100 atau angka 1-4 (sangat sesuai/tepat, sesuai/tepat, cukup sesuai/tepat, kurang sesuai/tepat) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi Puisi Kelas X.

Saran

Adapun Saran makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai guru harus siap menghadapi perubahan kurikulum dari K-13 menjadi K-22 (Merdeka Belajar) dengan berbagai perubahan penilaian atau asesmen dalam proses belajar mengajar di kelas dan pemberian skor penilaian hasil kerja siswa yang berbentuk projek.

2. Sebagai guru harus lebih sering mengikuti webinar tentang implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan penilaian atau asesmen yang akan diterapkan dalam modul ajar sebagai pengganti RPP.

DAFTAR PUSTAKA

Albertus Adit. (2019). Kesiapan Calon Guru  dalam Implementasi Asesmen Nasional. https://unimuda.e-journal.id/jurnalpendidikandasar/article/view/1120

Ayuni, dkk. (2020). Penerapan Asesmen Autentik Materi Menulis Teks Anekdot Kelas X SMA. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra, Vol. 8, No. 1, 2022https://e-journal.my.id/onoma417.

ll,S., et al. 2010. Project-Based Learning for The 21th Century: Skills for Future. The Clearing House, 82(2): 39-43.

Marhaeni. (2017). Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa   Inggris. Depok: Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud. (2020) Modul Ajar Bahasa Indonesia Menulis Puisi Kleas X. https://www.ilmuguru.org/2022/07/modul-ajar-bhs-indonesia-kelas-x.html

Permendikbud.   (2016). Permendikbud   RI NO.23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Dirjen Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham.

PP No. 19 tahun 2005 (2005). Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Dirjen Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham.

Rosidah, dkk. (2020). Analisis Kesiapan Guru Mengimplementasikan Asesmen Autentik dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Jurnal Pendidikan Dasar. Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana. P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801 DOI: doi.org/10.21009/JPD.012.08.

Safora dan Dewi. (2017). Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Tema Panas. Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Lembaran Ilmu Kependidikan. Volume 46. Nomor 1. September 2017. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK.

S. Magdalena. (2016). Penilaian Pembelajaran Melalui Rubrik. Universitas Katalik Indonesia Atmajaya. https://text-id.123dok.com/document/ydvn62ly-penilaian-pembelajaran-melalui-rubrik-pdf.html.

Sudaryanto, dkk. (2020). Konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan Aplikasinya dalam Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia. Jurnal Bahasa Kode. Vol. 9 N0. 2.2022.

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/view/18379

Wijayanti. (2014). Pengembangan Autenthic Assessment Berbasis proyek dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 102-108. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun