Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi yang disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa.Â
Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Puisi adalah karya sastra yang padat kata. Kata-kata yang membangun puisi dipilih dengan selektif dan secermat mungkin untuk mengomunikasikan maksud yang hendak disampaikan. Kata-kata yang digunakan dalam karya sastra puisi dapat mengungkapkan banyak hal (multi makna).Â
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata (Suarta dan Dwipayana, 2014: 173). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah kegiatan yang diciptakan melalui proses berfikir manusia dengan menekankan perasaan dan membangkitkan imajinasi kepada pembaca melalui unsur fisik dan unsur batin pada puisi.Â
Di dalam puisi terdapat makna kias yang termasuk pada unsur fisik puisi berupa bahasa figuratif atau majas. Makna kias merupakan salah satu kajian yang terdapat dalam ilmu semantik.Â
Dalam semantik terdapat kajian tentang makna kias. Adanya bahasa kiasan menyebabkan sajak menjadi menarik menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan.Â
Bahasa kiasan ini mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Bahasa kiasan terdapat tujuh jenis antara lain perbandingan (simile), metafora, perumpamaan epos (epic simile), allegori, personifikasi, metonimia, dan sinekdoki (synecdoche).Â
Menurut Pratiwi (2018: 112) menyatakan bahwa fungsi makna kias pada suatu bahasa yaitu diantaranya (1) memperindah bahasa pada karya sastra yang khususnya berupa puisi, (2) menyembunyikan sesuatu dengan cara menggunakan bahasa yang sulit dipahami maknanya oleh pembaca, (3) menciptakan suasana tertentu dengan tulisan yang digunakan oleh penulis, (4) mempunyai tujuan untuk membujuk, mengingatkan, dan meyakinkan pembaca yang dituangkan dalam bentuk bahasa yang digunakan oleh penulis, (5) bahasa yang digunakan yaitu berupa sindiran agar pembaca mengerti dan memahami maksud dari penulis.
Selain makna kias adapula unsur bunyi yang membentuk keindahan sebuah puisi. Bunyi dalam puisi beragam jenisnya. Di antaranya: asonansi, aliterasi, anafora dan epifora. Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak.Â
Sama halnya dengan aliterasi, hanya pengulangan bunyi-bunyi vokal. Efek yang diharapkan muncul dari pemanfaatan bunyi vokal secara berulang ini adalah kemerduan bunyi. Pengulangan bunyi dalam satu rangkai kata-kata yang berdekatan (dalam satu baris) berupa bunyi konsonan disebut aliterasi (Pradopo, 2014: 16).Â
Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat. Keraf (2016: 127) menyatakan anafora adalah repetisi yang berwujud perulangan pada kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Sedangkan Ratna (2012: 442) berpendapat bahwa anafora adalah kata atau kelompok kata diulang pada baris berikutnya.Â