Mohon tunggu...
Nurmin Marzuki
Nurmin Marzuki Mohon Tunggu... Guru - Write With Heart

MERANGKAI KATA DENGAN HATI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen_Mimpi

15 April 2022   08:48 Diperbarui: 19 April 2022   18:03 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Cover Penerbit Lingkar Antarnusa

Malam ini aku tidur di kamarku seorang diri, biasanya aku seranjang dengan adikku sejak adikku kuliah di salah satu universitas yang ada di Kendari. Seperti malam-malam biasanya sebelum aku tidur kubaca surat pendek yang terdapat pada pembuka surat yang terdapat Al-Qur'an Surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan pembacaan surat yang terdapat dalam juz 30 di Al-Qur'an adalah surat Al-Ikhlas, surat An-Nass, surat Al-Falaq, Ayat Kursi, dan baca doa tidur lalu aku tepuk-tepuk bantal. Malam ini tidak kulakukan, aku langsung rebahkan tubuhku di ranjang, aku lelah sekali hari ini, aku sibuk membantu ibu membuat roti yang akan dijual keliling di tetangga. Belum lama aku rebahkan tubuhku dan sayup-sayup mataku mulai terpejam. Tiba-tiba kulihat sesosok yang tak berwujud, yang tak jelas wajahnya hanya bayangan putih atau hitam tidak terlihat baju yang dikenakan menghampiri diriku, aku mencoba membuka mataku tapi aku tak bisa, kuberusaha sekuat tenagaku untuk membuka mataku namun tidak bisa, sementara sesosok tanpa wujud mulai mendekat lagi, kuberusaha menggerakan anggota badanku masih juga kaku tak dapat bergerak, aku ingin teriak tapi mulutku terkunci tak mampu berteriak.

"Ma, tolong aku!" aku mencoba memanggil mamaku tapi tidak ada mamaku di sekitar sini. Aku mulai merinding wajah tak berwujud itu mulai mendekat.

"Ya Allah, tolonglah hamba-Mu, bukalah mataku Ya Allah." Aku berdoa dalam hati. Tidak lama aku ucapkan kata 'Allah' mataku mulai terbuka perlahan-lahan.

"Terima kasih ya Allah, aku tidak lagi ketindisan oleh makhluk tak berwujud." Aku mengatakan dalam hati, aku balik bantalku, kata orang kalau kita ketindisan maka bantal dibalik  serta meniup bantal dengan surat-surat pendek di dalam juz 30 Al-Quran, ayat kursi, dan doa tidur agar kita dijauhkan dari setan. Namun aku tak dapat membaca surat-surat pendek hanya doa tidur karena aku diserang ngantuk yang tak tertahan lagi kelopak mata mulai redup. Belum cukup 5 menit aku tertidur datang lagi bayangan itu, aku mulai merinding, aku berusaha untuk membuka mataku.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar." Tiga kali kuucapkan bayangan itu pergi, aku pun lari ke kamar adikku yang laki-laki. Adekku pun kaget ketika aku masuk ke kamarnya yang kebetulan tidak terkunci pintu kamarnya.

"Apa-apaan sih, Kak Nur, mengapa kau ke kamarku tengah malam?"

"Dek, aku tidur di sini, ya, soalnya aku ketindisan di kamarku biar aku sudah baca doa tidur masih aku ketindisan."

"Oke, Kak Nur." Adikku menggeser badannya ke pinggir ranjang. Aku pun tidur dengan pulas.

Keesokan harinya, aku menjalani aktivitas membantu mamaku meramu bumbu roti, mamaku yang lanjutkan untuk membakar roti di pemanggang roti, itulah rutinitas yang aku kerjakan setiap pagi hingga menjelang Maghrib.

"Ah, malam mulai menyapa lagi."aku mulai merasa takut, jam di dinding kamarku telah berdentang 11 kali itu artinya sekarang sudah pukul 23.00 wita, aku belum dapat juga menutup mata, aku takut kalau aku tutup mata bayangan tak berwujud itu akan muncul lagi di hadapanku. Aku coba menenangkan diri mengambil air wudhu di kamar mandi kemudian aku masuk kamarku dan mengambil Al-Qur'an yang ada di atas mejaku, aku duduk di meja belajarku dan aku mulai mengaji dengan suara yang lirih, aku tak ingin mengganggu keluargaku yang lagi tidur. Setelah beberapa ayat kumengaji mulai menguap 3X, aku pun tutup Al-Qur'anku, aku letakkan begitu saja di atas meja. Aku menuju ke ranjangku dan mulai berdoa dan kutepuk-tepuk bantalku 3X dan meniupnya ke bantalku bacaan surat pendek tersebut.

"Semoga malam ini tidak datang bayangan tak berwujud." Batinku berkata. Belum lama aku berkata datang lagi bayangan tak berwujud masuk melalui plapon rumah, aku mulai merasakan takut, kucoba untuk teriak memanggil orang rumah, aku tidak bisa berucap, badanku mulai tidak bisa digerakkan, seluruh tubuhku kaku, sementara bayangan itu sudah mulai dekat menghampiriku. Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk membuka kelopak mata ini agar bangun namun tak bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun