Mohon tunggu...
Nurmalinda Davinly
Nurmalinda Davinly Mohon Tunggu... Guru - mujahidah tangguh

Jadi apa adanya diri tanpa membuat ia merasa terbeban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terselip Sebuah Nama

20 April 2020   12:10 Diperbarui: 20 April 2020   12:26 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku juga masih bisa melaksanakan sholat sunah 2 rakaat, alhamdulillah. Jarak yang begitu jauh membuatku harus pergi pukul 06.00 agar tidak terlambat ke sekolah. Perjalananku ke sekolah membutuhkan kurang lebih 45 menit dengan menggunakan sepeda motor.

"Mas, Nda pergi ya... Assalamu'alaikum". Izinku pada Mas ku. Itu adalah panggilan kami di keluarga kepada seorang abang. Karena sejak kuliah hingga sekarang aku tinggal bersamanya.

"Iya, hati-hati yah Nda..., Wa'alaikumsalam"

Lebih kurang 45 menit berlalu. Akhirnya kedua kaki ini sampai di depan sebuah gerbang yang di dalamnya terdapat halaman yang cukup luas dengan gedung berlantai 3 menjulang ke atas. Dengan derap langkah yang berirama, ku mulai memasuki lingkungan tempatku saling membagi ilmu dan pengalaman. 

Di sinilah tempatku bekerja. Tempat di mana aku bertemu dengan anak-anak yang harus aku didik agar menjadi sholeh, sholehah dan berkarakter. Di sini jugalah aku bertemu dengan teman-teman yang akan menjadi pelindung serta penasehat ketika aku sedang futur. "Halaqoh" ini salah satu wadahku untuk lebih mendekatkan diri  pada sang pemberi nikmat. Syukurku tiada henti. Alhamdulillah.

Rangkaian pesan itu berlanjut berhari-hari hingga berminggu-minggu kemudian. Sampai suatu ketika ia memintaku untuk mendoakannya. Ia akan mengikuti MTQ cabang Hifdzil Quran tingkat Universitas Muhammadiyah se-Indonesia di Jogja. 

Aku memintanya untuk mengirimkan satu foto kegiatan MTQ di sana. Tetapi tidak hanya satu, ada beberapa foto yang lain. Saat melihatnya, khayalanku terbang ke masa 6 tahun lalu saat aku mengikuti kegiatan yang sama. Aku rindu. 

"Wahh, Borobudur.....", kataku saat melihat salah satu tempat yang menjadi ciri khas kota itu. "Sudah lama banget pengen ke sana".

"Ya udah, nanti kita ke sana lagi yahh... *eh.. J".

"Eh... hehe".

"Alhamdulillah, saya mendapat juara harapan satu ukh". Sambil mengirimkan sebuah foto penghargaan berupa Medali bertuliskan "Juara Harapan I Cabang Hifdzil Quran 15 juz".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun